BAB II
WAWASAN SOSIO BUDAYA DAN INTEGRASI NASIONAL
A.
WAWASAN SOSIO
BUDAYA
Ada tiga aspekyang melekat pada wawasan yaitu pemahaman, perasaan (sikap)
dan semangat. Wawasan mengandung tiga aspek yaitu : aspek kognitif, afektif dan
psikomotor yang merupakan suatu kesatuan dalam proses pembelajaran dan secara
kejiwaan, wawasan memiliki fungsi mengikat kemudian berfungsi integratif.
Demikian juga wawasan sosio budaya berfungsi mengikat dan integrative.
Wawasan juga dapat diartikan sebagai bentuk pemahaman diri menuju proses
kesadaran hubungan kasualitas yang mendasari timbulnya suatu peristiwa. Dalam
konteks ini wawasan sosio budaya diartikan sebagai proses penyadaran
transformasi symbol budaya diartikan sebagai proses penyadaran suatu
transformasi symbol budaya berediom
feudal ke symbol budaya beridiom modernis sebagai dampak dari realita social
yang sedang dihadapi, terutama tekanan-tekanan kehidupan ekonomi, politik, dan
social.
Symbol budaya yang telah menjadi consensus gentium dan menjadi materi dialog
saat pembentukan Negara Indonesia merupakan alternative yang dapat mengatasi
sentimen primordial. Symbol budaya sebagai consensus gentium merupakan upaya
mengintegrasikan berbagai macam perbedaan dan kepentingan dalam tradisi
Parsonian sebagai paradigm “ketertiban”. Berdasarkan paradigm ini, individu
mempunyai nilai dasar dan nilai social yang sama sehingga saling sepakat cara
berperilaku dalam masyarakay yang stabil, terintegrasi, dan berkelanjutan dari
generasi ke generasi melalui proses social yamg mendasar, yakni sosialisasi dan
control social.
Dalam masyarakat yang mempunyai landasan sosio budaya yang kokoh, maka
modernisasi menjadi kekuatan akulturatif yang mampu membuka diri terhadap
unsure-unsur budaya luar secara selektif dan integrative ke kebudayaan nasional
dan memperkuat identitas. Dampak negative dari modernisasi adalah pergeseran
nilai-nilai sosio budaya ke nilai-nilai kemanusiaan. Modernisasi tanpa didasari
akar nilai sosio budaya sendiri akan melemahkan displin nasional dan solidaritas
social, sulit mewujudkan nlai-nilai keadilan social dan demokrasi.
Disintegrasi terjadi karena erosi loyalitas masyarakat terhadap rezim
penguasa, ditandai dengan adanya gerakan-gerakan protes. Ada 3 yang menyebabkan
erosi loyalitas yaitu : factor psikokultural, factor konflik kekuasaan dan
factor ekonomi. Tiga factor tersebut menimbulkan relative deprivation apabila
dalam menetapkan kebijakan moderbisasi tidak berakar pada nilai sosio budayanya
sendiri.
Menghadapi dampak modernisasi yang didominasi iptek, perlu adanya
dekonstruksi tatanan ognitif yang selaras dengan tuntutan zaman yang terus
mengalami perubahan. Meningkatkan kesadaran wawsan sosio budaya serta mampu
memahami dan menyesuaikan nilai-nilai sosio budaya yang telah dimiliki dengan
kebutuhan dunia modernisasi yang dihadapi dapat menagkat segala bentuk konflik
dan permusuhan, Karena konflik merupakan gejala kelemahan perasaan, pikiran dan
imajinasi manusia dalam menguasai diri terhadap perubahan social. Selain
menimbulkan perubahan nilai-nilai kemanusiaan juga meruntuhkan
bangunan-bangunan ideology politik Indonesia.
B.
INTEGRITAS
NASIONAL
Integritas berarti keutuhan atau kebulatan, memuat unsur-unsur menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Konsep integritas mengandung dua muatan pokok,
yaitu : pertama, unsur materi yang meliputi adanya sejumlah kelompok etnis yang
bertempat tinggal relative berdekatan, adanya sosio budaya yang heterogen dan
adanya kesamaan heterogenitas yang terjadi karena pengalaman sejarah. Kedua,
yaitu unsur formal yang meliputi kerangka penempatan nilai-nilai sosio budaya
secara garis besar dalam peraturan umum sehingga semua pihak dapat terpenuhi,
pembagian hak dan kewajiban secara garis besar dalam peraturan umum sehungga
semua pihak dapat mengetahui batas-batas kewajiban, consensus untuk ikut ambil
bagian secara de jure dan de facto dalam fungsi masyarakat yang dibangun
bersama, dan dalam masyarakat hasil integrasi yang terdiri dari suku-suku perlu
adnya consensus yang mengatur pemberian hak yang sama untuk berperan serta
dalam kegiatan umum non-pemerintah.
Konsep integrasi politik menyangkut dimensi vertical dan dimensi
horizontal. Dalam dimensi vertical proses pemersatu yang bertujuan untuk
menjembatani yang ada antara elite dan massa dalam rangka pembanguan politik.
Sedangkan dimensi horizontal, proses pemersatuan dengan tujuan mengurangi
diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaeraahan suatu masyarakatn politik yang
heterogen.
Ada dua macam integrasi yaitu : integrasi nasional dan integrasi Negara.
Integrasi nasional lebih mengacu pada keinginan seluruh masyarakat untuk
bersatu. Sedangkan integrasi Negara pada sentralisasi kekuasaan pemerintah.
Integrasi nasional yang mendapatkan akomodasi dalam akomodasi dalam integrasi
Negara akan melahirkan Negara bangsa yang kuat. Sebaliknya kalau integrasi
Negara tidak dapat mengakomodasikan integrasi nasional maka akan terjadi
konflik.
Ideology nasional terdiri dari nilai-nilai yang perlu dikembangan dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sehingga memudahkan proses sosialisasi
bagi warga Negara dalam menghayati statusnya. Idelogi nasional juga berfungsi
untuk mengembangkan, mempertahankan, dan meningatkan integritas nasional. Untuk
mencapai integrasi nasional menurut Weber ada 2 cara yaitu : pertama,
menghapuskan sifat-sifat cultural dari komunitas-komunitas yang berbeda dari
kebudayaan nasional, kedua, penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan
kebudayaan-kebudayaan kecil yakni yang disebut dengan symbol Bhineka Tunggal
Ika.
Konsep dasar integritas nasional yang megacu pada paham kebangsaan sesuai
dengan sila keempat dalam pancasila. Integrasi nasional dengan menciptakan
budaya nasional yang mampu menampung unsure-unsur dari berbagai daerah,
penciptaan kesetiaan nasional, dan yang lebih mendasar adalah ideology nasional
pancasila.
Integritas nasional yang mengacu sila keempat merupakan karateristik
bangsa. Lima asas yang merupakan ideology nasional, merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Integritas nasional yang
bersdasarkan Pancasila ini merupakan penyangga yang kuat bagi kelangsungan
hidup bangsa dan Negara Indonesia.
C.
Kesimpulan
Wawasan social budaya merupakan proses penyadaran untuk mentransformasikan
symbol-simbol budaya beridiom feudal kesimbol-simbol budaya beridiom modernis.
Kebudayaan yang lahir dengan proses transformasi tersebut akan tetap megakar pada
budaya-budaya daerah dan secara selektif akan terbuka terhadap budaya-budaya
dari luar. Kebudayaan tersebut akan memperkokoh eksistensi bangsa dan Negara.
Integrasi nasional dibangun berdasarkan perasaan senasib dan kehendak hidup
bersama dengan menciptakan kebudayaan nasional, kesetiaan nasional, dan
ideology nasional. Hal tersebut harus
disosialisasikan kepada para peserta didik merupakan tugas dari pendidikan IPS
dengan pendekatan multicultural.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://yana-anggraini.blogspot.com/2012/04/wawasan-sosio-budaya.html
Posting Komentar