BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia dan negara-negara
tetangga terletak di kawasan Asia Tenggara. Untuk menjaga stabilitas di kawasan
Asia Tenggara dibentuk organisasi yang bernama ASEAN. Unsur geografis suatu tempat
memengaruhi kehidupan penduduknya. Pengaruh tersebut terlihat dari mata
pencaharian, kebiasaan, adat istiadat, dan hasil budaya lainnya. Negara-negara
di kawasan Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan geografis karena letaknya
yang berdekatan. Oleh karena itu kondisi sosial, ekonomi, dan budayanya banyak
memiliki kesamaan. Dari segi ekonomi, sebagian besar penduduk Asia Tenggara
bermata pencaharian sebagai petani yang menanam tanaman tropis. Dilihat dari
pendapatan perkapitanya, penduduk Asia Tenggara digolongkan sebagai pendapatan
kelas menengah, kecuali Singapura dan Brunei Darussalam.
Negara Thailand merupakan
salah satu pusat budaya dan ekonomi terkemuka di Asia Tenggara. Thailand
memiliki luas 510.000 kilometer atau seukuran dengan negara Perancis. Thailand
juga dikenal sebagai Sukothai. Pada awalnya dikenal sebagai wilayah Buddhis
agama dan wilayah itu dibagi menjadi beberapa kerajaan seperti Lanna, Lan
Chang, dan Sukhothai.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Negara
Thailand
Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan
dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini
kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan
abad ke-14
dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Thailand
dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16
namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai
satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara
Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai
perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran
bagi pedagang-pedagang Britania. Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan
dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal
dengan nama Siam, negara ini mengganti namanya menjadi Thailand pada
tahun 1939
dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya
pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand
bersekutu dengan Jepang;
tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika
Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang,
namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi
sejak tahun 1980-an.
-) Sukhothai
Kerajaan Sukhothai adalah salah satu kerajaan tertua di Thailand
yang berpusat di sekitar kota Sukhothai, berdiri sejak tahun 1238 sampai 1438. Sebelumnya wilayah
kerajaan ini adalah bagian dari Kerajaan
Khmer. Pada puncak kejayaannya di bawah raja ketiga Ramkhamhaeng,
Sukhothai diperkirakan terbentang dari wilayah yang sekarang termasuk Myanmar)
sampai ke dalam wilayah Laos
modern, serta ke arah selatan di Semenanjung Malaya. Setelah kematian
Ramkhamhaeng, Sukhothai melemah dan berbagai kerajaan bawahannya mulai
melepaskan diri. Pada tahun 1438, status Sukhothai berubah hanya menjadi
sekedar provinsi dari Ayutthaya.
-) Ayutthaya
Kerajaan Ayutthaya didirikan pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I
(Uthong), yang mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan
mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai pada tahun 1376. Dalam
perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai
negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Setelah melalui pertumpahan
darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya
pada perempat kedua abad ke-18. Di masa yang relatif damai tersebut, kesenian,
kesusastraan dan pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah
melawan bangsa luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti
Nguyen (penguasa Vietnam
Selatan) pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja.
Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Burma dengan pemimpin Raja
Alaungpaya yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan.
Pada tahun 1765 wilayah Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Burma, yang
kemudian bersatu di Ayutthaya. Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan
pada tahun 1767 setelah pengepungan yang berlarut-larut.
-) Siam
Setelah serbuan Burma yang membumihanguskan ibukota Ayutthaya,
Jenderal Taksin mendirikan kerajaan baru pada tahun 1769 yang beribukota di Thonburi
(sekarang termasuk dalam Bangkok) dan menyatukan kembali bekas kerajaan Ayutthaya.
Taksin kemudian dianggap gila dan dieksekusi tahun 1782, dan digantikan oleh
Jenderal Chakri, yang menjadi raja pertama dinasti Chakri dengan nama Rama II.
Tahun yang sama dia mendirikan ibukota baru di Bangkok,
di seberang sungai Chao Phraya dari ibukota lama yang
didirikan Jenderal Taksin. Pada tahun 1790-an Burma berhasil diusir dari Siam.
Para penerus Rama I harus menghadapi ancaman kolonialisme Eropa setelah
kemenangan Britania
di Burma tahun 1826. Pada tahun yang sama Siam menandatangani perjanjian dengan
Britania Raya, dan tahun 1833 Siam menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika
Serikat. Perjanjian
Anglo-Siam 1909 menentukan batas-batas Siam dengan Malaya,
sedangkan serangkaian perjanjian dengan Perancis
mematok batas timur dengan Laos dan Kamboja. Kudeta tahun 1932 mengakhiri monarki
absolut di Thailand, dan mengawali munculnya kerajaan Thailand
modern.
-) Thailand Modern
Kudeta tahun 1932 mengubah Siam menjadi Thailand modern yang berupa
monarki konstitusional. Perubahan nama dari Siam menjadi Thailand sendiri baru
diumumkan Perdana Menteri Plaek Pibulsonggram
(Phibun) pada tahun 1939. Pemerintahan Perdana Menteri Phibun ini ditandai
dengan bangkitnya nasionalisme Thai.
Pada bulan Januari 1941, Thailand menginvasi Indocina
Perancis, dan memulai perang Thai-Perancis. Thailand berhasil
merebut Laos, sedangkan Perancis memenangkan pertempuran laut Koh-Chang. Perang
tersebut berakhir lewat mediasi Jepang. Perancis dipaksa Jepang untuk melepaskan wilayah
sengketa kepada Thailand. Dalam perang dunia II Thailand memberi hak kepada
Jepang untuk menggerakkan pasukannya dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang
pada saat itu dikuasai Inggris. Pada bulan Desember 1941 Thailand dan Jepang
menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan Jepang untuk membantu
Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan Perancis (Shan, Malaya, Singapura,
sebagian Yunnan,
Laos dan Kamboja).
Sebagai imbalannya, Thailand akan membantu Jepang menghadapi Sekutu.Setelah kekalahan Jepang,
Thailand diperlakukan sebagai negara yang kalah oleh Britania dan
Perancis. Namun dukungan Amerika Serikat terhadap Thailand membatasi kerugian
yang diderita Thailand. Thailand harus mengembalikan wilayah yang diperolehnya
dari kedua negara Eropa tersebut, namun Thailand sendiri tidak diduduki.
Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika Serikat menghadapi ancaman komunisme
dari negara-negara tetangganya. Pada tahun 1967, bersama-sama dengan Indonesia,
Malaysia,
Singapura
dan Filipina,
Thailand mendirikan ASEAN
dan aktif sebagai anggota di dalamnya.
2.2. Lingkungan Alam Fisis
Topografi
Thailand memiliki bentuk permukaan
bumi yang beragam. Di sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya
berada di Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdapat pegunungan Koral,
yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah negara didominasi
lembah sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan mengalir ke Teluk
Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting Kra, dataran paling sempit
di Thailand. Di bagian tengah terdapat sungai Chao Phraya yang subur. Daerah
utara dan barat terdapat pegunungan, dengan puncak tertinggi adalah Gunung Doi
Inthanon (2.594). Semenanjung Thailand bagian selatan, banyak berbukit-bukit
rendah sampai di perbatasan Malaysia.
Letak astronomis : 50
LU – 210 LU dan 970 BT – 1060 BT.
Luas Wilayah : 513.998 km2
Iklim : Tropik
Gunung Tertinggi : Doi Inthanon (2.576 m)
Luas Wilayah : 513.998 km2
Iklim : Tropik
Gunung Tertinggi : Doi Inthanon (2.576 m)
Garis Pantai
Dengan panjang total 2,500 km, pantai Thailand berghubungan langsung
dengan laut Andaman dan disebelah selatan dengan teluk Thailand. Pulau-pulau
yang berpenghuni maupun kosong tersebar di sepanjang perairan tersebut.
Iklim
Thailand dipengaruhi oleh iklim tropika dengan tiga musim utama
yakni Musim Panas (Maret-Mei), Musim Hujan(Juni-Oktober) dan dengan Musim
Dingin (November-Februari). Rata-rata temperature adalah 19-380c.
Flora
dan Fauna
Thailand memiliki hampir 300 jenis mamalia dan mengakui sebagai
negara dengan keragaman burung terbesar du Asia (lebih dari 900 spesies ada
disini). Thailand memiliki Taman Nasional dan 30 kawasan konservasi.
2.3. Penduduk
Suku yang terbesar di Thailand adalah suku Thai (75%), Tionghoa
(14%), suku Melayu (4%), Khmer (3%), lainnya (4%). Sebagian besar penduduknya
beragama Buddha. Mereka tinggal di daerah utara dan tengah. Sementara agama
Islam berkembang di daerah selatan. Akhir –akhir ini (2007) sering terjadi
pertikaian antara penduduk Islam di wilayah selatan dengan aparat pemerintah
Thailand yang mayoritas Buddha.
Jumlah Penduduk : 64,763 juta (tahun 2006)
Suku Bangsa : Thai(suku asli), Cina, Melayu
Bahasa : Thai(resmi), Cina, Inggris
Agama : Buddha (resmi), Islam, Kristen
Suku Bangsa : Thai(suku asli), Cina, Melayu
Bahasa : Thai(resmi), Cina, Inggris
Agama : Buddha (resmi), Islam, Kristen
Masyarakat Thailand sangat toleran terhadap berbagai budaya bangsa
sepanjang tidak menyinggung kehidupan kerajaan dan Buddha. Bahasa Thai
merupakan bahasa bunyi (fonal languange) dan memiliki huruf tersendiri. Bahasa
Thai termasuk bahasa yang sulit karena terkadang satu kata bila diucapkan
dengan intonasi yang berbeda maka akan berbeda pula artinya. Raja Thailand,
Raja Bhumibol Adulyadhej (Rama IX) yang telah berkuasa selama lebih dari 50
tahun merupakan salah satu penguasa kerajaan terlama di dunia. Dengan julukan
“jiwanya Negara, Raja Rama IX dipuja sebagai raja yang memberikan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Thailand. Dalam kehidupan nya, Raja sangat dekat dan selalu
terlibat dalam urusan kesejahteraan terutama dalam bidang pertanian,
pengelolaan sumber daya alam, konservasi, dan lain-lain. Dengan kecakapannya,
Ratu Sirikit telah mendampingi Raja selama lebih dari 40 tahun. Dia telah
bekerja tanpa lelah untuk meningkatkan citra dan kemampuan wanita dalam
menunjang kehidupan keluarga. Ratu juga aktif dalam kegiatan sosial lain nya.
2.4. Perekonomian
Mata
pencaharian penduduk Thailand sebagian besar adalah bertani (agraris). Hasil
pertanian yang utama adalah beras. Thailand merupakan lumbung beras di kawasan
Asia Tenggara. Hasil tambang yang utama adalah timah dan mangaan. Pariwisata
merupakan sumber penghasilan devisa yang besar bagi Thailand.
Mata Uang : Bath
Hasil Pertanian : Beras, karet, jagung, tapioca,
gula, rami, kelapa.
Hasil tambang : Antimonium, timah, besi, mangaan
Hasil industry : Elektronik, berlian, pakaian,
dan tekstil.
Ekspor utama : tekstil, computer dan
komponennya, integrated circuit, berlian.
Impor utama : mesin industry, baja, alat
listrik, suku cadang kendaraan.
2.5. Hubungan dengan Indonesia
Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama di
bidang pertanian, terutama alih teknologi informasi dan teknologi, perdagangan,
pelatihan, teknik dan penelitian dalam bidang pertanian. Kesepakatan itu
dituangkan dalam MoU yang ditandatangi oleh Menteri Pertanian Anton Apriyantono
dan Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand, Khunying Sudarat Keyuprahan, Jumat
siang. Penandatangan yang dilakukan di Ruang Purple di Thai Koo Fah Building
(gedung pemerintahan Thailand) di Bangkok, disaksikan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan PM Thailand Thaksin Shinawatra. Menurut informasi
Departemen Pertanian, bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan menurut isi nota
kesepahaman itu antara lain menyangkut promosi perdagangan komoditi pertanian;
pengelolaan dan perlindungan keragaman hayati pertanian; pengembangan dan
penyuluhan pertanian; kerja sama teknik dan peningkatan SDM; serta pengelolaan
dan perlindungan lahan-lahan pertanian dan air. Untuk mendukung pencapaian
kerja sama, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Pertanian
Bersama (JAWG), yang diketuai oleh seorang pejabat tinggi dari masing-masing
negara.
Di bidang politik, Indonesia dan Thailand
sebagai negara pendiri ASEAN saling membantu dan mendukung upaya penyelesaian
konflik dengan negara tetangga di kawasan. Saat perselisihan atas kuil Preah
Vihear antara Thailand dan Kamboja pada akhir 2009, pemerintah Thailand meminta
pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut.
mantap mas semua PERTANYAAN DI SEKOLAH SAYA TERJAWAB!! BINTANG 5 MANTAAAAAPPP
BalasHapusmantap mas semua PERTANYAAN DI SEKOLAH SAYA TERJAWAB!! BINTANG 5 MANTAAAAAPPP
BalasHapus