MATERI GEOGRAFI


GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Senin, 25 November 2013

FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

· I. PENDAHULUAN
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, yang menciptakan dan menguasai seluruh alam ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan bagi Nabi Muhammad SAW, yang dijadikan pemimpin seluruh Nabi dan penerang bagi umatnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat diera globalisasi sekarang ini, secara langsung atau tidak mempengaruhi perkembangan manajemen. Manajemen sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa belum mengenanya fungsi-fungsi dari manajemen karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya fungsi-fungsi manajemen.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan apa itu manajemen dan fungsi-fungsi manajemen serta pengaplikasian dari fungsi-fungsi manajemen tersebut.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud manajemen pendidikan?
B. Apa yang dimaksud fungsi manajemen pendidikan dan apa sajakah fungsi-fungsi manajemen pendidikan itu?
C. Bagaimana penerapan dari manajemen dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Sebelum berbicara apa itu manajemen pendidikan, maka kita harus terlebih dahulu mengerti apa itu manajemen secara umum. Secara etimologi manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan)
2. Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (GR Terry)
3. Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas rangg lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. (Harold Koontz dan Cyril O’Donnel)
4. Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehinggga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. (Andrew F. Sikula) [1]
Tidak hanya dari pendapat-pendapat tersebut yang mengemukakan pengertian manajemen, Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadaikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Menurut Robbin dan Coulter manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Sedangkan Sondang P. Siagian mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. [2]
Tidak jauh berbeda dari pengertian tersebut dalam buku yang berbeda dijelaskan bahwa manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. [3]
Dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money) dan pasar (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapain tujuan secara efektif dan efisien. [4]
Sedangkan pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu “manajemen” dan “pendidikan”. Secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam penddikan.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan merupak penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan, bahwa manajemen pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri dari, perencanaan, pengoordinasian, penggerakan, dan pengawasan yang dikaitkan dengan bidang pendidikan.
Dalam hal ini para ahli juga telah mengemukakan pendapat tentang pengertian manajemen yaitu:
1. G.Z. Roring sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto mengungkapkan beberapa pengertian manajemen pendidikan diantaranya, yaitu manajemen pendidikan merupakan cara bekerja dengan orang-orang di dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif, yang berarti mendatangkan hasil yang baik, tepat dan benar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2. Husaini usman mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Secara lebih singkat manajemen pendidikan diartikan sebagai seni dalam mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Hadari Nawawi mengemukakan pendapat bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselengggarakan dilingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
4. Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. [5]
Beberapa pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa manajemen pendidikan merupakan keseluruhan proses semua sumberdaya yang ada yang dikelola untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien dan produktif.

B. Pengertian Fungsi dan Macam Fungsi Manajemen
Berbicara tentang manajemen, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi, baik organisasi, industry, perbankan, maupun pendidikan, tidaklah terlepas dari fungsi manajemen secara umum, Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien.
Para tokoh manajemen berbeda pendapat dalam menentukan fungsi-fungsi manajemen, selain itu istilah yang digunakan juga berbeda-beda. Perbedaan tersebut kiranya disebabkan oleh latar belakang kehidupan, kondisi lembaga atau organisasi dimana para tokoh bekerja, filsafat hidup dan pesatnya dinamika kehidupan yang mengiringnya, seperti cepatnya kemajuan informasi, teknologi, dan media.
Berikut ini akan dikemukakan perbedaan-perbedaan fungsi-fungsi manajemen dari para ahli manajemen yaitu:
1. Henry Fayol : Planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian)
commanding (pemberian perintah), Controling
(pengendalian).
2. L. Gulick : Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kerja,
pengarahan, pengkoordinasian, penyusunan laporan
pengendalian.
3. G.R. Terry : Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/penggerak
pengendalian.
4. Ernest Dale : Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kerja,
pengarahan, inovasi, penyajian laporan, pengendalian.
5. Koonts dan O’Donnel : Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pekerja,
pengarahan, pengendalian.
6. Oey Liang Lee : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengendalian.
7. William Newman : Perencanaan, pengorganisasian, perakitan
sumber-sumber, pengarahan, pengendalian.
8. James Stoner : Perencanan, pengorganisasian, memimpin,
pengendalian.
9. Louis A. Allen : Perencanaan, penyusunan kerja, memimpin,
Pengendalian. [6]
10. S. P. Siagian : Perencanaan, pengorganisasian, motivasi, pengendalian.
11. Willim Sriegel : Perencanaan, pengorganisasian, pengendalian.
12. Lyndal Urwick : Forecasting, perencanaan, pengorganisasian, pemberian
perintah, pengkoordinasian, pengendalian.
13. Winasdi : Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
Pengkoordinasian, memimpin, pengendalian. [7]
Dari fungsi-fungsi manajemen yang dirumuskan oleh para tokoh manajemen tersebut diatas terdapat persamaan dan perbedaannya. Persamaan fungsi manajemen terlihat pada beberapa fungsi, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. Sedangkan perbedaannya terletak pada pilihan kata atau istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu fungsi manajemen. Istilah yang digunakan untuk menyebutkan pelaksanaan (actuating) bervariasi yaitu: pemberian perintah, pengkoordinasian, penyusunan kerja, pengarahan, penyusunan laporan, pelaksanaan, inovasi, perakitan sumber-sumber, memimpin.
Ada juga pendapat yang mengemukakan berbagai fungsi manajemen. Pendapat dari Robbin dan Coulter yang mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan tidak berbeda jauh dengan pendapat tersebut Mahdi Bin Ibrahim juga mengemukakan pendapatnya bahwa fungsi manajemen antara lain, Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Dalam buku lain juga menyebutkan fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading), memberikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilatasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controlling).[8]
Berikut ini penjabaran dari fungsi-fungsi manajemen dari beberapa ahli.
Fungsi perencanaan (planning) antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya, disamping itu juga dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi (SWOT Analysis) menentukan keinginan dan kebutuhan (needs assesment), memperhatikan kebutuhan para pengguna (stake-holder analysis), memperhatikan issu-issu strategis (issue strategic analysis) menentukan strategi, kebijakan, taktik, dan program (planning strategic). [9]
Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
Dalam pendapat lain perencanaan yaitu memerinci tujuan-tujuan yang akan dicapai dan memutuskan awal tindakan-tindakan yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, tidak jauh berbeda dari pendapat sebelumnya dalam buku Fatah Syukur, aktivitas perencanaan meliputi menganilis situasi-situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran, menentukan jenis aktivitas yang akan dilakukan, memilih strategi-strategi, dan menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan utama. [10]
Ada beberapa keuntungan tujuan-tujuan sebagai petunjuk bagi perencanaan, meliputi :
1. Landasan bagi perencanaan yang terpadu dan utuh
2. Premis-premis dalam mana perencanaan yang lebih khusus harus mengambil tempat
3. Landasa utama bagi penyelenggaraan control
4. Suatu landasan utama bagi motivasi manusia-suatu kesadaran untuk berkarya dalam arti tujuan dan sasaran yang telah dikenal.
5. Suuatu landasan bagi perumusan yang tepat delegasi dan desentralisasi perencanaan khusus pada tingkatan operasional yang lebih rendah, dan
6. Suatu landasan bagi koordinasi kegiatan-kegiatan diantara berbagai macam unit pekerjaan fungsional dalam organisasi.
Dari hasil perencanaan adalah akan muncul beberapa rencana, yaitu
1. Tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
2. Rencana-rencana tetap
3. Rencana-rencana terpakai [11]
Jadi perencanaan adalah fungsi manajemen yang secara sistematik membuat keputusan-keputusan mengenai tujuan-tujuan dan aktivitas yang akan dilaksanakan oleh seseorang, suatu kelompok, unit kerja atau keseluruhan organiasi.
Fungsi pengorganisasian (organizing) bias disebut sebagai “urat nadi” bagi seluruh organisasi atau lembaga. Terry menjelaskan bahwa pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan menyusun semua sumber yang disyaratkan dalam rencana, terutama sumber daya manusia, sedemikian rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. [12]
Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. [13]
Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian yaitu:
1. Tanggung jawab (Responsibility)
2. Wewenang (Authority)
3. Pendelegasian (Delegation)
4. Pertanggung Jawaban (accountability)
5. Struktur organisasi[14]
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan untuk mencapai tujuan.
Fungsi pelaksanaan (actuating), adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. actuating adalah upaya untuk menggerakan dan mengarahkan tenaga kerja (man power) serta mendayagunakan fasilitas yang ada yang dimaksudkan untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama.
Ada pendapat lain tentang pengertian fungsi actuating, fungsi actuating tersebut dimaksudkan sebagai fungsi pengarahan meliputi pemberian pengarahan kepada staff. Agar dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan target maka sebuah program yang telah masuk dalam perencanaan hrus berjalan sesuai arah. [15]
Fungsi pelaksana/penggerak ini menempati posisi yang penting dalam merealisasikan segenap tujuan organisasi. Didalam fungsi ini mencakup fungsi kepemimpinan, fungsi motivasi, komunikasi dan bentuk-bentuk lain dalam rangka mempengaruhu seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan berfungsi sebagai pemberi arahan, komando, dan pemberi serta pengambil keputusan. Motivating berguna sebagai cara untuk menggerakan agar tujuan organisasi tercapai, atau dalam kata lain motivasi adalah dorongan untuk menjalankan program yg telah direncanakan, dan bangkit dari keterpurukan, motivasi merupakan modal dalam mencapai keberhasilan suatu program. Sedangkan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menjalin hubungan dalam rangka fungsi penggerakan dalam organisasi. [16]
Fungsi Facilitating meliputi pemberian fasilitas dalam arti luas yakni memberikan kesempatan kepada anak buah agar dapat berkembang ide-ide dari bawahan diakomodir dan kalau memungkinkan dikembangkan dan diberi ruang untuk dapat dilaksanakan.
Fungsi Empowering meliputi pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh lembaga. Potensi SDM yang ada harus selalu dioptimalkan fungsinya agar bermanfaat bagi pengembangan program organisasi. [17]
Fungsi Pengawasan (Controling) adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang ada dalam rencana. [18]
Dalam buku yang berbeda disebutkan bahwa fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Pengawasan yang baik memerlukan langkah-langkah pengawasan yaitu:
1) Menentukan tujuan standar kualitas pekerjaan yang diharapkan.
2) Mengukur dan menilai kegiatan-kegiatan atas dasar tujuan dan standar yang ditetapkan.
3) Memutuskan dan mengadakan tindakan perbaikan.[19]
Dalam pendapat lain juga mengatakan bahwa Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen. [20]
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan yaitu untuk mengukur tingkat efektifitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi sehingga fungsi pengawasan sesungguhnya adalah alat untuk mengukur efektifitas, efisiensi dan produktifitas dalam organisasi yang menganduk aspek pengukuran, pengamatan, pencapaian tujuan, adanya alat atau metode tertentu, dan berkaitan dengan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

C. Aplikasi manajemen dan Fungsi Manajemen dalam pendidikan.
Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. Tata Administrasi Negara ( TAN) dan Tata Laksana Pemerintahan ( TLP) dalam bidang pendidikan haruslah dapat menyesuaikan dan menjawab tantangan tersebut.
Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi.
Unsur-unsur paradigma baru pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Pengertian otonomi dalam pendidikan belum sepenuhnya mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi paling tidak, dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/ staf non akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar akademik. Dalam penerapannya di sekolah. misalnya, paling tidak bahwa guru/pengajar semestinya diberikan hak-hak profesi yang mempunyai otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangan birokrasi di atasnya .
Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi (keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk penggunaan semua sumberdayanya.
Suatu pengendalian dan akreditasi dari luar diperlukan melalui proses evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu badan yang berwenang.
Adapun evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau eksternal. [21]
Selanjutnya, beberapa aplikasi fungsi manajemen umum dalam manajemen perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Perencanan
Perencanaan program kerja, termasuk perencanaan anggaran, bukan merupakan hal baru bagi perguruan tinggi, baik perencanaan lima tahunan maupun perencanaan tahunan. Namun, perencanaan perlu pula dilakukan untuk perencanaan strategis, yaitu perencanaan yang menentukan hidup mati dan berkembang tidaknya suatu universitas.
2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai untuk setiap tugas atau kedudukan. Pengisian staf atau karyawan perlu membedakan beberapa jenis karyawan yang bekerja di suatu universitas, yang masing-masing mempunyai tugas khas dan karakteristik sendiri-sendiri. Ada sekurang-kurangnya empat jenis kelompok karyawan yang mempunyai tugas berbeda, adalah sebagai berikut:
1) Karyawan akademik adalah para dosen dan peneliti yang bertugas mengajar dan melakukan penelitian ilmiah.
2) Karyawan Administrasi adalah karyawan yang bekerja di rektorat, keuangan, pendaftaran, personalia dan sebagainya.
3) Karyawan Penunjang Akademik adalah mereka yang bekerja sebagai ahli atau karyawan di perpustakaan, laboratorium, bengkel latihan dan sejenisnya.
4) Karyawan penunjang lain adalah karyawan lain seperti sopir, tukang kebun, petugas kebersihan gedung, petugas pemeliharaan dan sebagainya.
Fungsi tugas pengorganisasian dan staf termasuk perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan karir, pembuatan rincian tugas (job description) dan kebutuhan tugas (job requirement), penetapan otorisasi, menentukan organigram, menentukan hubungan lini dan hubungan staf, menentukan rentang kendali (span of control), membuat penilaian tugas dan jenjang tugas (job evaluation dan job establishment), merencanakan kaderisasi dan sebagainya.
3. Penggerakan
Fungsi penggerakan berada pada semua tingkat, lokasi, dan bagian perguruan tinggi. Kemudian, fungsi penggerakan meliputi memberikan motivasi, memimpin, menggerakkan, mengevaluasi kinerja individu, memberikan imbal jasa, mengembangkan para manajer dan sebagainya. Fungsi penggerakan kadang-kadang diganti dengan istilah lain, misalnya fungsi kepemimpinan (leading). [22]

IV. KESIMPULAN
Secara etimologi manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Secara terminology dari pra ahli yang salah satunya disebutkan oleh Terry bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya, sedangkan manajemen pendidikan itu sendiri menurutDjam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Ada banyak pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading), memberikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilatasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controlling).

V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun penulisan makalah selanjutnya untuk jauh lebih baik sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dan pada akhirnya penulis mengucapakan terima kasih untuk dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menguraikan materi ini.

http://wwwnengelis.blogspot.com/2012/03/fungsi-manajemen-pendidikan.htm
DAFTAR PUSTAKA
Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
Danim, Sudarwan dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010)
Manullang,M., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990)
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005)
Syukur NC, Fatah, Manajemen Pendidikan, (Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra,2011)
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2010/01/fungsi-dan-prinsip-manajemen-pendidikan.html
http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-fungsi-fungsi-manajemen.html
http://www.kosmaext2010.com/makalah-manajemen-pengertian-bagian-dan-fungsi-manajemen.php
http://alumnifatek.forumotion.com/t586-penerapan-manajemen-perguruan-tinggi-modern

Bidang Tugas Manajemen Pendidikan
“...agar lembaga-lembaga pendidikan kokoh dalam pengembangannya tidak lagi serba sentralistis, maka kita beri mandat pada lembaga-lembaga pendidikan formal dengan istilah ‘manajemen berbasis sekolah’. Artinya lembaga-lembaga pendidikan ini lebih diberi kekuatan secara otonom dalam mengelola dan mengembangkan misi-misi maupun proses menuju kualitasnya.”
Dikutip dari wawancara Prof. Drs. Malik Fadjar dengan republika, 3 maret 2002
(Prof. Dr. A. Malik Fadjar, Menteri Pendidikan Nasional)

Dalam manajemen berbasis sekolah terdapat beberapa bidang tugas yaitu :
1. Pengelolaan Kurikulum
2. Pengelolaan Peserta Didik
3. Pengelolaan Personalia Pendidikan
4. Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan
5. Pengelolaan Keuangan Pendidikan
6. Pengelolaan Layanan Khusus
7. Pengelolaan Ketatausahaan (kantor)
8. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Daftar Pustaka :
Soetjipto, Drs. Raflis Kosasi, M. Sc. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
Tim Pengampu. 2011. Profesi Kependidikan. Medan : UNIMED

nenGelis

wwwnengelis.blogspot.com

· clip_image001

19:05

Astika Andriani Nst

HAKEKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN DISEKOLAH

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian Administrasi
Dalam arti luas administrasi diartikan sebagai proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.
Dalam arti sempit, administrasi disebut juga sebagai administrasi sekolah atau ketatausahaan sekolah. Petugasnya disebut sebagai tenaga administrasi sekolah. Administrasi sekolah meliputi 12 hal, yaitu 1) administrasi persuratan dan kearsipan (kesekretariatan), 2) administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, 3) administrasi keuangan (termasuk RAPBS dan perpajakan) dan standarnya, 4) administrasi isi dan standarnya, 5) administrasi proses dan standarnya, 6) administrasi kesiswaan, 7) standar kompetensi lulusan, 8. administrasi sarana dan prasarana dan standarnya, 9) administrasi kehumasan dan kerja sama, 10) administrasi standar pengelolaan (termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan standarnya, 11) administrasi standar penilaian pendidikan, 12) administrasi unit produksi sekolah (untuk SMK Dan MAK)

B. Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Prajudi Atmosudirdjo,(1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu
George R. Terry, (1986:4), Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
Sondang P. Siagian (1997 : 5)Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.
Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terrymenambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagianmenambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan sistem informasi sekolah/madrasah.
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.

C. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen
Sebagian ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang dinyatakan oleh Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.
Namun sebagian ahli lain berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen seperti yang dikemukakan Sutisna (1987) bahwa di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi. Sedangkan di bidang industri dan perusahaan digunakan istilah manajemen dan manajer. Jadi administrasi lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial sehingga pelaksananya disebut administrator. Sedangkan manajemen lebih cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.

D. Defenisi Pendidikan
Defenisi pendidikan sejauh ini belum ada keseragaman formulasi yang dapai dipakai sebagai pegangan karena masing-masing ahli mengemukakan defenisi yang agak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya masing-masing.
Namun ditinjau dari sudut hukum, defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

E. Defenisi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Adapun sumber daya pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi 12 hal sebagai mana yang disebut di atas.
Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien mandiri, dan akuntabel.
Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4) , Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23), Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama
Engkoswara (2001:2), Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan

F. Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…
Djam’an Satori, (1980: 4)

F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
6) Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
Meningkatkan citra positif pendidikan

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
1) interaksi antarmanusia
2) iklim organisasi
3) sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4) lingkungan eksternal

DIPOSKAN OLEH JUST DI 21.51
LABEL: PROFESI KEPENDIDIKAN
0 KOMENTAR:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
POSKAN KOMENTAR
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
rachmafriendlich
Enjoy In My Blog
KAMIS, 26 APRIL 2012
Hakekat Manajemen Pendidikan disekolah
Diposkan oleh just di 21.51

HAKEKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN DISEKOLAH

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian Administrasi
Dalam arti luas administrasi diartikan sebagai proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.
Dalam arti sempit, administrasi disebut juga sebagai administrasi sekolah atau ketatausahaan sekolah. Petugasnya disebut sebagai tenaga administrasi sekolah. Administrasi sekolah meliputi 12 hal, yaitu 1) administrasi persuratan dan kearsipan (kesekretariatan), 2) administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, 3) administrasi keuangan (termasuk RAPBS dan perpajakan) dan standarnya, 4) administrasi isi dan standarnya, 5) administrasi proses dan standarnya, 6) administrasi kesiswaan, 7) standar kompetensi lulusan, 8. administrasi sarana dan prasarana dan standarnya, 9) administrasi kehumasan dan kerja sama, 10) administrasi standar pengelolaan (termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan standarnya, 11) administrasi standar penilaian pendidikan, 12) administrasi unit produksi sekolah (untuk SMK Dan MAK)

B. Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Prajudi Atmosudirdjo,(1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu
George R. Terry, (1986:4), Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
Sondang P. Siagian (1997 : 5)Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.
Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terrymenambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagianmenambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan sistem informasi sekolah/madrasah.
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.

C. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen
Sebagian ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang dinyatakan oleh Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.
Namun sebagian ahli lain berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen seperti yang dikemukakan Sutisna (1987) bahwa di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi. Sedangkan di bidang industri dan perusahaan digunakan istilah manajemen dan manajer. Jadi administrasi lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial sehingga pelaksananya disebut administrator. Sedangkan manajemen lebih cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.

D. Defenisi Pendidikan
Defenisi pendidikan sejauh ini belum ada keseragaman formulasi yang dapai dipakai sebagai pegangan karena masing-masing ahli mengemukakan defenisi yang agak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya masing-masing.
Namun ditinjau dari sudut hukum, defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

E. Defenisi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Adapun sumber daya pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi 12 hal sebagai mana yang disebut di atas.
Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien mandiri, dan akuntabel.
Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4) , Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23), Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama
Engkoswara (2001:2), Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan

F. Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…
Djam’an Satori, (1980: 4)

F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
6) Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
Meningkatkan citra positif pendidikan

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
1) interaksi antarmanusia
2) iklim organisasi
3) sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4) lingkungan eksternal

Top of Form

Tambahkan File

Bottom of Form

Posting Komentar

- See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-kotak-komentar-keren-di_8.html#sthash.P9EsiDMI.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


BANTU SAYA MEMBAGIKAN BLOG INI

- See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-kotak-komentar-keren-di_8.html#sthash.P9EsiDMI.dpuf