UKURAN KERTAS A4
Kamis, 18 Desember 2014
TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN ENVI 4.7
SEGERA HADIR ................
MENUNGGU HASIL UJIAN PEMBUATAN TUTORIAL TERSEBUT.........
TERIMAKASIH KUNJUNGANNYA,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
MENUNGGU HASIL UJIAN PEMBUATAN TUTORIAL TERSEBUT.........
TERIMAKASIH KUNJUNGANNYA,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
MANUSIA MENURUT ISLAM
MANUSIA MENURUT ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berbicara
tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang sangat
klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja
dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk
Tuhan.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut pengertian
ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan
moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan
kemaslahatannya.
Dalam
bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân,
mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut
memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya.Kata nâs misalnya lebih merujuk
pada makna manusia sebagai makhluk sosial.Sedangkan kata basyar lebih menunjuk
pada makna manusia sebagai makhluk biologis.Begitu juga dengan kata-kata
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Hakikat
Manusia Menurut Islam
Sesungguhnya
manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,
Binatang, dan lain-lainnya.
2.2Pengertian
Manusia Menurut Para Ahli
·
NICOLAUS
D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi
tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena
jasmani dan rohani merupakan satu barang
·
ABINENO J.
I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa”
dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
·
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari
unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik
·
I WAYAN
WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis
dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
·
OMAR
MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia
adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia
dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
·
ERBE
SENTANU
Manusia
adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia
adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
·
PAULA J. C
& JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi
dengan berbagai kemungkinanan.
2.3 Pengertian Manusia Menurut Agama Islam
Dalam Al-Quran manusia dipanggil
dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam
dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang
sering lupa.Al-naas berarti manusia (jama’).Al-abd berarti manusia sebagai
hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan
nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah
disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai
potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia
dan akhirat.
Allah selaku pencipta alam semesta
dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu Al-quran dan realita faktual
yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat
tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya
agar manusia berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak
menerima mentah demikian saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu
peneliti Alquran dan sunnah rasul secara analitis dan mendalam. Kemudian
dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium sebagai perbandingan,
untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan mana
yang telah mendapat pengaruh lingkungan.
Hasil peneliti Alquran yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur:
jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.
A. Jasad
Jasad merupakan bentuk lahiriah
manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan dari tanah. Penciptaan dari
tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses yang dimulai dari sari pati
makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau ovum (sel
telur), yang keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (saraib)
perempuan (a-Thariq: 5-7). Sperma dan ovum bersatu dan tergantung dalam rahim
kandungan seorang ibu (alaqah), kemudian menjadi yang dililiti daging dan
kenpmudian diisi tulang dan dibalut lagi dengan daging. Setelahnia berumur 9
(sembilan) bulan, ia lahir ke bumi dengan dorongan suatu kekuatan ruh ibu,
menjadikan ia seorang anak manusia.
Meskipun
wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan
untuk terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma
dan ovum berkualitas tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran
mengharapkan agar umat manusia selalu memakan makanan yang halalan thayyiban
(Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-maidah 88, dan surat Al-anfal 69). Halal
bermakna suci dan berkualitas dari segi nilai Allah.Sedangkan kata thayyiban
bermakna bermutu dan berkualitas dari segi materinya.
B. Ruh
Ruh
adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam
kandungan (Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika
janin berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya
istilah ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah
Al-Qur’an disebut nafs.
Dalam diri manusia, ruh berfungsi
untuk :
1. Membawa dan menerima wahyu (Surat
As-Syuara 193)
2. Menguatkan iman (Surat
Al-Mujadalah 22)
Dari
ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban
perintah-perintah Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya
ia elalu meningkatkan keimanannya terhadap Allah. Hal itu berarti mereka yang
tidak ada usaha untuk menganalisa wahyu Allah serta tidak pula ada usaha untuk
menguatkan keimanannya setiap saat berarti dia mengkhianati ruh yang ada dalam
dirinya.
C.Nafs
Para
ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan
bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35
dan Surat Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan
bahwa ruh manusia menuju alam barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan,
menjelang ia bersenyawa kembali secara sempurna dengan tanah.
Alquran menjelaskan bahwa, nafs
terdiri dari 3 jenis:
1.
Nafs
Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas memberikan pengertian
bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan.
2.
Nafs
Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari penjelasan ayat
tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang
condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat.
3.
Nafs
Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah ini adalah jiwa
yang mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga
hidup berbahagia bersama Allah.
2.4 Penciptaan manusia
Hal ini merupakan prinsip pertama
dari perkembangan yang dapat dipahami dalam al-quran, ketika menyatakan bahwa
allah maha pencipta. Dengan kata lain, kehidupan manusia memiliki pola dalam
tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari perubahan samapi kematian.
(Q.S Nuh 13-14) menyatakan bahwa
manusia diciptakan dan ditentukan untuk perkembangan dalam tahapan.Ayat ini
dalam pengertian bahwa manusia diciptakan dari nutfah (tetesan), kemudian
diubah menjadi alaqah (segumpal pendarahan), kemudian menjadi mudhgah (segumpal
darah), dan seterusnya.(Q.S al-insyqaq 19) dalam pengertian surat ini bahwa
manusia tumbuh dari satu keadaan lain sedemikian rupa, menjadi kanak-kanak
setelah bayi, menjadi tua setelah muda dan kuat.
Dalam surat al’mu’minun ayat
12-15Allah S.W.T berfirman ;
12.
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.15. Kemudian, sesudah itu,
Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.(QS. Al- Mu’minuun 23 :
12-15). “
Dari
ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap.
Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu
pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Sel
telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada
semacam tabung yang disebut fallopian. Saat bersenggama, akan
ada satu sperma laki-laki yang membuahi sel telur. Sel telur yang dibuahi akan
bergerak ke rahim (uterus)dan menempel pada dinding rahim.
Ketika
menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu,
terjadi perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.
Dalam surat assajadah ayat
7-9 yang berbunyi:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ
خَلْقَ الْإِنسَانِ مِن طِينٍ ﴿٧﴾ ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن
مَّاءٍ مَّهِينٍ ﴿٨﴾ ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن
رُّوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٩﴾
Artinya : Yang membuat segala
sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia
dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
(air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh
(ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(Q.S assajadah 7-9)
Dari
ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh
Allah dari tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari, tanah yang dijadikan
tempat bercocok tanam,tanah yang kering dan yang basah, tanah yang dijadikan
tempat hidup bagi cacing-cacing, tanah yang dijadikan sebagai bahan baku
membuat genting,bata merah untuk membuat bangunan tempat tinggal, itulah bahan
baku untuk kejadian seorang anak manusian dan tiap-tiap manusia
tanpa terkecuali.Dimulai dari apa yang dimakan sehari-hari, misalnya
nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan buah-buahan hingga daging, segala makanan
yang dikonsumsi manusia itu tumbuh dan mengambil sari makanan dari tanah.
Di
dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas alam.Di
dalam makanan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam
vitamin dan zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan tubuh
manusia.Sehingga dengan makanan itu segala kebutuhan tubuh dapat tercukupi,
makanan masuk ke dalam sisitem pencernaan, kemudian makanan ini menjadi dua
bagian, yaitu sari makanan dan sisa makanan yang akhirnya dibuang oleh tubuh.
Sedangkan sari makanan tadi diproses lebih lanjut sehingga sebagian menjadi
darah, hormon, air susu, lemak dan lain-lainnya termasuk air mani( bagi
laki-laki) yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum ( sel telur) bagi
perempuan yang tersimpan dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Allah
maka pria dan wanita pun diciptakan untuk berpasang-pasangan karena dengan
perpaduan gender mereka terciptalah suatu nutfah, sebagaimana dijelaskan oleh
Allah S.W.T dalam firmannya :
(45)وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى
(46)مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
Artinya : dan bahwasanya Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. dari air mani, apabila
dipancarkan (Q.S an-najm ayat 45-46)
Dan
kehendak ilahi berpadulah satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan
telur yang sangat kecil. Perpaduan keduanya itulah yang dinamakan nutfah,
kian lama kian besarlah nutfah itu, dalam empat puluh hari.
Dan
dalam masa 40 hari mani yang telah berpadu, berangsur menjadi darah segumpal.
Untuk melihat contoh peralihan berangsur kejadian itu, dapatlah kita memecahkan
telur ayam yang sedang dierami induknya.Tempatnya aman dan terjamin, panas
seimbang dengan dingin, di dalam rahim bunda kandung, itulah “qararin makin”,
tempat yang terjamin dan terpelihara.
Lepas
40 hari dalam bentuk segumpal air mani berpadu dan bertukar rupa menjadi
segumpal darah. Ketika ibu telah hamil setengah bukan. Penggeligaan itu sangat
berpengaruh atas badan si ibu,pendingin,pemarah, berubah-ubah perangai,
kadang-kadang tak enak makan. Dan setelah 40 hari berubah darah, dia berangsur
membeku terus hingga jadi segumpal daging, membeku terus hingga berubah
sifatnya menjadi tulang.Dikelilingi tulang itu masih ada persendian air yang
kelaknya menjadi daging untuk menyelimuti tulang-tulang itu.
Mulanya
hanya sekumpulan tulang, tetapi kian hari telah ada bentuk kepala, kaki dan
tangan dan seluruh tulang-tulang dalam badan.Kian lama kian diselimuti oleh
daging.Pada saat itu dianugrahkan kepadanya” ruh”, makanya bernafaslah dia.
Dengan dihembuskan nafas pada sekumpulan tulang dan daging itu, berubahlah
sifatnya. Itulah calon yang akan menjadi manusia. (Dudung Abdullah ; 1994 :3).
Dalam surat al-Hijr ayat 28-29
dijelaskan bahwa:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا
مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ ﴿٢٨﴾
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا
لَهُ سَاجِدِينَ ﴿٢٩﴾
Artinya : Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud . (al-hijr(15);28-29).
Tentang
ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang mengandung embrio
yang terbentuk dari saripati (zat) tanah itu, hanya sedikit pengetahuan
manusia, sedikitnya juga keterangan tentang makhluk ghaib itu diberikan tuhan
dalam.Al-quran.“Dan (ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tenah liat kering yang
berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud (al-hajr(15);28-29). Yang dimaksud”dengan bersujud” dalam ayat
ini bukanlah menyembah, tetapi memberi penghormatan.
Alquran
tidak member penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam
al-quran intuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelikikan tentang ruh,
mungkin berguna, mungkin pula tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh
ini tuhan berfirman dalam surat al-isra:85
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ
أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
Artinya : Dan mereka bertanya
kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Q.S. Al-Isra:85).
Ayat-ayat
diatas menunjukan bahwa manusia tumbuh dan berkembang mengikuti tahapan
tertentu.Jika analisis, al-quran dan hadits secara umum membagi kehidupan
manusia pertumbuhan dan perkebangan di dunia menjadi dua katagori besar,
kelahiran dan pasca kelahiran.Al-quran juga menyatakan, sebagimana petikan (Q.S
Al-hajj 5) bahwa periode perkelahiran telah ditentukan (biasanya 9 bulan dalam
keadaan normal).Namun Al-quran juga menyebutkan bahwa ada kasus-kasus
pengecualian dimana periode prakelahiran dihentikan, sebelum atau setelah waktu
yang normal.
2.5Persamaan dan perbedaan manusia
dengan makluk lain
Manusia
tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan fisiologisnya.Fungsi
kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang
pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan.Semakin tinggi
tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya.Pada primata (bangsa
monyet) yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu penggunaan
pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, sehinnag memungkinkan binatang
melampaui pola kelakuan yang telah di gariskan secara naluri. Namun
setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar ekstensinya yang
tertentu masih tetap sama.
Manusia
pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat
dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi
pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan
keunggulan yang di banding dengan makhluk lain.
Manusia
sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang memiliki
karakter yang paling unik.Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan
binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan
yang paling utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam
kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memilikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang
bersifat instinctif.
Di
banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan.Kelebihan itu membedakan
manusia dengan makhluk lainnya.Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk
bergerak di darat, di laut maupun di udara.Sedan binatang hanya mampu bergerak
di ruang yang terbatas.Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di
air, namun tetap saja mempunyai kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain di i surat al-Isra ayat 70.
Di
samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran.Dengan ilmu manusia mampu berbudaya.Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya.Oleh karena itu ilmunya
manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.
Manusian
memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling
mirip sekalipun.Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.
Diantara karakteristik manusia adalah:
1.
Aspek
kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia
sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di
bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak
kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan sinpanse,
demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya
manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di
sekelilingnya.Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak
bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran.Manusia menciptakan
kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
3. Aspek kehendak
Manusia
memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup. Makhluk
lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para
malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia
adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya.Ada manusia yang sebelulmnya
baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi
penjahat.Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan
diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.Jika manusia
hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi.Dalam
keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat al-
Araaf, 129 dan at-Tin, 4.
2.6Tujuan penciptaan manusia
Tujuan
penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan
kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan
aspek ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan
manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah
ritual yang menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah
sosial yang menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan manusia).
Penyembahan
manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya
sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik.Oleh karena itu penyembahan
harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada
manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah
berfirman:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan
aku tidak menghendaki supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah,
Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.
(az-Zaariyaat, 51:56-58).
Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan
degnan dekimikian itulah agama yang lurus. (Bayinnah, 98:5)
Penyembahan
yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai
khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta.
Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh.
Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan
bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan manusia di
tengah-tengah alam.
2.7Fungsi
dan peranan manusia dalam islam
Berpedoman
kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku
ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk
menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada
orang lain.
Peran
yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
- Belajar
(surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada
ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2. Mengajarkan ilmu (al Baqoroh :
31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk
mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al
Quran dan juga Al Bayan
3. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain
melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa
yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Di dalam
Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.
·
Menjadi
abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada
Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada
nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam
perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini
tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembahKu”
·
Menjadi
saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa
hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari
akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi
orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain
Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al A’raf : 172
·
“Dan
(ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini
Tuhanmu?”.Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini(keesaan Tuhan)”
·
Khalifah
Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang
telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi.
Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden
tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam
yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan
Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul
tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia
ini.
2.8 Tanggung jawab manusia sebagai
Hamba Allah
Kewajiban
manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia
dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud.Didalam hidupnya manusia
tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan.Adanya hubungan ini
menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan allah adalah
hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan, hidup manusia
selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta
ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa,
yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan
yang Maha Esa.
Kebahagian
manusia di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan untuk
itu Allah memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainya. Maka
untuk mencapainya kebahagian dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus
mengikuti ketentuan-ketentuan dari allah SWT. Apa yang telah kita terima dari
allah SWT. Sungguh ak dapat dihitung dan tak dapat dinilai dengan materi
banyaknya. Dan kalau kita mau menghitung-hitung nikmat dari Allah, kita tidak
dapat menghitungnya, karena terlalu amat sangat banyaknya.Secara moral
manusiawi manusia mempunyai kewajiban Allah sebagai khaliknya, yang telah
memberi kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.
Jadi
berdasarkan hadits AL-Lu’lu uwal kewajiban manusia kepada Allah pada garis
besar besarnya ada 2 :
1)
mentauhidkan-Nya
yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun.
2)
beribadat
kepada-Nya
Orang
yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan
diberi pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan sepuluh kali lipat sampai
tujuh ratus kali lipat bahkan dengan ganda yang tak terduga banyaknya oleh
manusia. Dalam al-quran kewajiban ini diformulasikan dengan :
1)
Iman
2)
Amalsaleh
Beriman
dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dalam ayat (Q.S
al-baqorah ayat 177) iman dan amal saleh, yang disebut takwa dengan perincian :
1)
Iman
kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab,
dan kepada nabi-nabi.
2)
Amal
saleh :
a.
Kepada
sesama manusia : dengan memberikan harta yang juga senang terhadap harta itu,
kepada kerabatnya kepada anak-anak yatim kepada orang-orang miskin kepada
musafir yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil)
b.
Kepada
Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat
c.
Kepada
diri sendiri : menempati janji apabila ia berjanji, sabar delam kesempitan,
penderitaan dan peperangan.
Kesemuanya
itu adalah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi manusia terhadap khalik.
2.9 Tanggung jawab manusia sebagai
khalifah Allah
Sebagai
makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di
hadapan-Nya.Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi adalah tugas
kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk
mengelola dan memelihara alam.
Khalifah
berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah,
berarti manusia memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka
bumi.Kekuasaan yang di berikan kepada manusia bersifat kreatif, yang
memungkinkan dirinya mengolah dan mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh Allah. Agar
manusia bisa menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan
kepadanya kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta
penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia bisa
menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam alam
kebudayaan.
Dua
peran yang di pegang manusia di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan
perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang
sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai
kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah,
kerja keras yang tiada henti, sebab bekerja bagi seorang muslim adalah
membentuk satu amal shaleh. Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan
sebagai makhluk Allah, bukanlah dula hal yang bertentangan melainkan suatu
kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan.Kekhalifaan adalah ralisasi dari
pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya.
Dua
sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian
rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu
yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah,
seprti firman Allah dalam surat ath-Thin:4. Dengan demikian, manusia sebagai
khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang menyampurnakan nilai kemanusiaan
yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan kodrat
yang menempatkan posisinya pada ketrbatasan.
Perwujudan
kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks sosial budaya, atau
dengan kata lain kekhalifaan manusia pada dasarnya diterapkan pada konteks
indvisu dan sosial yang berporos pada Allah, seperti firman Allah dalam
Muthathohirin:112.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi
manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks.Sedemikian sempurna manusia
diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap
kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi
individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu
tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada
masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan
bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang
lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga
mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling menghargai dan mengasihi
karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya , selain itu
dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai
umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Tim MPK pendidikan
agama islam universitas negeri medan. 2014. Al-islam pendidikan agama islam
untuk perguruan tinggi, Bandung ; citapustaka media perintis.
http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-islam.html,
Diakses tanggal 05 September 2014
http://alquranmulia.wordpress.com/2014/01/03/manusia-menurut-pandangan-islam/,
Diakses tanggal 05 September 2014
http://www.slideshare.net/kangpanjie/hakikat-manusia-menurut-islam-28008175,
Diakses tanggal 05 September 2014
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html,
Diakses tanggal 05 September 2014
https://aristasefree.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-agama-islam/,
Diakses tanggal 05 September 2014
Langganan:
Postingan (Atom)