Jumat, 28 Februari 2014
Rabu, 19 Februari 2014
Peranan Puaca dan Iklim Terhadap Aspek Kehidupan ( MAKALAH )
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan bumi mengenai meteorologi dan klimatologi merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari. Dari ilmu tersebut kita mampu mengetahui dan mendeteksi gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar kita.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Sedangkan iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Cuaca dan iklim memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam. Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim, mulai dari jenis pakaian, makanan, bentuk rumah, pekerjaan sampai rekresi tidak terlepas dari pengaruh atmosfer beserta proses - prosesnya. Cuaca dan iklim selalu menyertai dan mempengaruhi kehidupan manusia di bumi. Ilmu yang mempelajari tentang cuaca dan iklim adalah meteorologi dan klimatologi.
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses - proses fisika yang terjadi di atmosfer pada saat tertentu, beserta fenomena - fenomena fisik di atmosfer. Adapun kejadian-kejadian fisik yang dipelajari terbatas dalam waktu yang singkat, sedangkan yang dimaksud dengan fenomena - fenomena fisik di atmosfer meliputi : temperatur, tekanan udara, angin, kelembapan, awan dan hujan. Hal ini disebut dengan elemen - elemen iklim. Sedangkan pengertian iklim berdasarkan batasan diatas adalah rata-rata dari kondisi fisik temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban, dan hujan di atmosfer dalam waktu yang lama atau luas.
Klimatologi didefinisikan sebagai ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan penjelasan sifat iklim, perbedaan iklim di berbagai tempat dan kaitan antara iklim dan aktivitas manusia, mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya.
Oleh sebab itu perlunya mempelajari ilmu cuaca dan iklim agar dapat mempelajari fenomena-fenomena alam yang terjadi, memprediksi keadaan atmosfer kedepannya dan mengetahui manfaat iklim dan cuaca yang berbeda-beda di berbagai tempat.
BAB II
PEMBAHASAN
Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap berbagai bidang kehidupan manusia sehari-hari.
1. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Pertanian
Di Indonesia sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat agraris yang bergerak di sektor pertanian. Sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Masyarakat yang sejak dahulunya bertani mempercayai bahwa bulan yang berakhiran –ber (september, oktober, november, desember) merupakan bulan penuh hujan. Sehingga petani turun ke ladang atau sawah untuk mengolah lahan.
Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersuhu udara panas dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan di daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi.
2. Peran Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Perikanan dan Kelautan
Di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim.
Pada zaman dahulu, para nelayan pergi dan pulang dari laut menggunakan angin darat dan angin laut. Selain itu dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.
3. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Telekomunkasi
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan telepon angin. Cuaca dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara. Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana. Saat ini Indonesia telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang di tempatkan di atmosfer pada lokasi geostasioner dengan ketinggian 36.000 km dari permukaan bumi.
4. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Pariwisata
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.
5. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Transportasi
Dalam bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti pola angin dan curah hujan mempengaruhi kelancaran transportasi baik transportasi laut ataupun udara. Contohnya jalur pelayaran akan terganggu jika terjadi angin ribut ataupun badai yang disertai hujan lebat. Demikian pula dalam sistem transportasi udara, fenomena-fenomena alam mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan.
6. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Industri
Pada industri tradisional proses produksi masih di pengaruhi oleh cuaca dan iklim. Industri pada umumnya yang memerlukan panas cahaya matahari yaitu pembuatan batu bata, industri kerupuk, dan genteng.
7. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Bangunan
Salah satu cara mengetahui iklim ataupun cuaca suatu daerah dengan mengenali desain rumah di daerah itu pada umumnya. Cuaca dan iklim mempengaruhi struktur tanah. Seperti di daerah pinggir pantai masyarakat membangun rumah panggung. Sedangkan di daerah daratan rendah tidak dibangun rumah panggung.
8. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Kekayaan Hayati
Daerah yang memiliki iklim tropis dengan kelembapan tinggi, memiliki kekayaan hayati sangat banyak. Kekayaan hayati yang banyak mendorong munculnya kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan dan mengolah sumber daya tersebut, seperti industri, perdagangan, perhutanan, kerajinan tangan, dan lain-lain.
9. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Persebaran Penduduk
Iklim mempunyai pengaruh juga terhadap penyebaran penduduknya. Biasanya aglomerasi penduduk terjadi di daerah dengan kondisi iklim yang mendukung kehidupannya. Daerah gurun memiliki penduduk yang sangat jarang karena persediaan airnya sangat kurang, kebanyakan penduduknya memilih tinggi di sekitar sungai atau oase.
10. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Budaya
Pengaruh iklim terhadap budaya dapat kita lihat antara lain pada bentuk rumah dan pakaiannya. Di daerah pedalaman dengan iklim tropis basah misalnya, penduduknya memanfaatkan apa yang tersedia di hutan untuk bahan bangunannya, seperti atap rumbia atau daun palma. Selain itu, rumah tersebut biasanya didirikan di atas tiang supaya terhindar dari banjir, aman dari serangan binatang buas, serta tidak terlalu panas. Iklim juga mempengaruhi cara berpakaian penduduknya. Orang Eskimo yang tinggal di daerah kutub menggunakan pakaian yang tebal karena iklimnya yang sangat dingin.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bumi mengenai meteorologi dan klimatologi merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari. Dari ilmu tersebut kita mampu mengetahui dan mendeteksi gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar kita.
Oleh sebab itu perlunya mempelajari ilmu cuaca dan iklim agar dapat mempelajari fenomena-fenomena alam yang terjadi, memprediksi keadaan atmosfer kedepannya dan mengetahui manfaat iklim dan cuaca yang berbeda-beda di berbagai tempat.
Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap berbagai bidang kehidupan manusia sehari-hari.
1. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Pertanian
2. Peran Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Perikanan dan Kelautan
3. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Telekomunkasi
4. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Pariwisata
5. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Transportasi
6. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Industri
7. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Bangunan
8. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Kekayaan Hayati
9. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Persebaran Penduduk
10. Peranan Cuaca dan Iklim Dalam Bidang Budaya
B. Saran
Dengan sangat berpengaruhnya cuaca dan iklim ini tehadap kehidupan kita diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana sebenarnya peranan cuaca dan iklim terhadap aspek kehidupan kita ini sehingga kita tidak keliru apa peranannya yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
· http://erianus-eroungkkukotflae.blogspot.com/2012/12/meteorologi-dan-klimatologi.html
· http://rohmatunnurul.blogspot.com/2013/01/pengaruh-cuaca-dan-iklim-terhadap_10.html
· http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/pengaruh-cuaca-dan-iklim-bagi-kehidupan/
--------Silahkan Di Copas------- Klik DISINI Buat Dengerin Musik
Senin, 10 Februari 2014
PROPOSAL PEMBUATAN PUPUK
Rabu, 05 Februari 2014
MAKALAH BENTUK LAHAN ASALA PROSES DENUDASIONAL
BAB I
BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
1. DEFINISI BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses pengendapan yang terjadi karena agradasi atau degradasi (Herlambang, Sudarno. 2004:42). Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi. . Denudasi meliputi dua proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan (masswashting).
Pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan dan atau dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material. Pelapukan dapat dibagi manjadi pelpukan fisik, dan pelapukan biotic. Pelapukan fisik merupakan proses pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa diikuti oleh perubahan komposisi kimia batuan. Perubahan kimia merupakan proses berubahnya komposisi kimia batuan sehingga menghasilkan mineral sekunder. Factor pengontrol pelapukan adalah batuan induk, aktivitas organism, topografi, dan iklim. Didalam evolusi bentanglahan yang menghasilkan bentuklahan dedasuonal M. W. Davis mengemukakan adanya3 faktor yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan struktur geologi, proses geomorfologi, waktu. Dengan adanya factor tersebut maka dalam evolusinya, bentuklahan melewati beberapa stadium ; stadium muda, stadium dewasa, stadium tua.
Proses denudasi merupakan proses yang cenderung mengubah bentuk permukaan bumi yang disebut dengan proses penelanjangan. Proses yang utama adalah degradasi berupa pelapukan yang memproduksi regolit dan saprolit serta proses erosi, pengangkutan dan gerakan massa. Proses ini lebih sering terjadi pada satuan perbukitan dengan material mudah lapuk dan tak berstruktur. Proses degradasi menyebabkan agradasi pada lerengkaki perbukitan menghasilkan endapan koluvial dengan material tercampur. Kadang proses denudasional terjadi pula pada perbukitan struktur dengan tingkat pelapukan tinggi, sehingga disebut satuan struktural denudasional.
Proses denudasional sangat dipengaruhi oleh tipe material (mudah lapuk), kemiringan lereng, curah hujan dan suhu udara serta sinar matahari, dan aliran-aliran yang relatif tidak kontinyu. Karakteristik yang terlihat di foto udara, umumnya topografi agak kasar sampai kasar tergantung tingkat dedudasinya, relief agak miring sampai miring, pola tidak teratur, banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng/back erosion, penggunaan lahan tegalan atau kebun campuran dan proses geomorfologi selalu meninggalkan bekas di lereng-lereng bukit dan terjadi akumulasi di kaki lereng, serta kenampakan longsor lahan lebih sering dijumpai.
Umumnya bentuk lahan ini terdapat pada daerah dengan topografi perbukitan atau gunung dengan batuan yang lunak (akibat proses pelapikan) dan beriklim basah, sehingga bentuk strukturnya tidak nampak lagikarena adanya gerakan massa batuan. Pembagian bentuk lahan denudasional dapat dilakukan dengan lebih rinci dengan mempertimbangkan : batuan, proses gerak massa yang terjadi dan morfometri.
- Ciri-Ciri Bentuk Lahan Asal Denudasional
v Relief sangat jelas: lembah, lereng, pola aliran sungai.
v Tidak ada gejala struktural, batuan massif, dep/strike tertutup.
v Dapat dibedakan dengan jelas terhadap bentuk lain.
v Relief lokal, pola aliran dan kerapatan aliran menjadi dasar utama untuk merinci satuan bentuk lahan.
v Litologi menjadi dasar pembeda kedua untuk merinci satuan bentuk lahan. Litologi terasosiasi dengan bukit, kerapatan aliran,dan tipe proses.
2. Proses Terbentuknya Bentuk Lahan Asal Denudasional.
Denudasi meliputi proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses pengendapan/sedimentasi.
Ø Pelapukan
Pelapukan (weathering) dari perkataan weather dalam bahasa Inggris yang berarti cuaca, sehingga pelapukan batuan adalah proses yang berhubungan dengan perubahan sifat (fisis dan kimia) batuan di permukaan bumi oleh pengaruh cuaca. Secara umum, pelapukan diartikan sebagai proses hancurnya massa batuan oleh tenaga Eksogen, menurut Olliver(1963) pelapukan adalah proses penyesaian kimia, mineral dan sifat fisik batuan terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
Akibat dari proses ini pada batuan terjadi perubahan warna, misalnya kuning-coklat pada bagian luar dari suatu bongkah batuan. Meskipun proses pelapukan ini berlangsung lambat, karena telah berjalandalam jangka waktu yang sangat lama maka di beberapa tempat telah terjadi pelapukan sangat tebal. Ada juga daerah-daerah yang hasil pelapukannya sangat tipis, bahkan tidak tampak sama sekali, hal ini terjadi sebagai akibat dari pemindahan hasil pelapukan pada tempat yang bersangkutan ke tempat lain. Tanah yang kita kenal ini adalah merupakan hasil pelapukan batuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan adalah:
a. Jenis batuan (kandungan mineral, retakan, bidang pelapisan, patahan dan retakan). Batuan yang resisten lebih lambat terkena proses eksternal sehingga tidak mudah lapuk, sedangkan batuan yang tidak resisten sebaliknya. Contoh :
- Limestone, resisten pada iklim kering tetapi tidak resisten pada iklim basah
- Granit, resisten pada iklim basah tetapi tidak resisten pada iklim kering.
b. Iklim, terutama tenperatur dan curah hujan sangat mempengaruhi pelapukan.Contoh :
- Iklim kering, jenis pelapukannya fisis
- Iklim basah, jenis pelapukannya kimia
- Iklim dingin, jenis pelapukannya mekanik.
c. Vegetasi, atau tumbuh-tumbuhan mempunyai peran yang cukup besar terhadap proses pelapukan batuan. Hal ini dapat terjadi karena:
- Secara mekanis akar tumbuh-tumbuhan itu menembus batuan, bertambah panjang dan membesar menyebabkan batuan pecah.
- Secara kimiawi tumbuh-tumbuhan melalui akarnya mengeluarkan zat-zat kimia yang dapat mempercepat proses pelapukan batuan. Akar, batang, daun yang membusuk dapat pula membantu proses pelapukan, karena pada bagian tumbuhan yang membusuk akan mengeluarkan zat kimia yang mungkin dapat membantu menguraikan susunan kimia pada batuan. Oleh karena itu, jenis dan jumlah tumbuhan yang ada di suatu daerah sangat besar pengaruhnya terhadap pelapukan. Sebenarnya antara tumbuh-tumbuhan dan proses pelapukan terdapat hubungan yang timbal balik.
d. Topografi
Topografi yang kemiringannya besar dan menghadap arah datangnya sinar matahari atau arah hujan, maka akan mempercepat proses pelapukan.
- Jenis-jenis pelapukan
Ø Pelapukan fisik (mekanis), yaitu pelapukan yang disebabkan oleh perubahan volume batuan, dapat ditimbulkan oleh perubahan kondisi lingkungan (berkurangnya tekanan, insolasi, hidrasi, akar tanaman, binatang, hujan dan petir), atau karena interupsi kedalam pori-pori atau patahan batuan.
Ø Pelapukan kimiawi, yaitu pelapukan yang ditimbulkan oleh reaksi kimia terhadap massa batuan. Air, oksigen dan gas asam arang mudah bereaksi dengan mineral, sehingga membentuk mineral baru yang menyebabkan batuan cepat pecah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pelapukan kimiawi yaitu:
o Komposisi batuan
Ada mineral yang mudah bereaksi dengan air, oksigen dana gas asam arang, ada juga yang sulit. Bagi mineral yang mudah bereaksi dengan air, oksigen dan gas asam arang akan cepat lapuk daripada mineral yang sulit bereaksi dengan air, oksigen dan asam arang.
o Iklim
Daerah yang mempunyai iklim basah adan panas misalnya ilim hujan tropis akan mempercepat proses reaksi kimia, sehingga batuan menjadi cepat lapuk.
o Ukuran batuan
Makin kecil ukuran batuan makin intensif reaksi kimia pada batuan tersebut berarti makin cepat pelapukannya.
o Ukuran batuan
Makin kecil ukuran batuan makin intensif reaksi kimia pada batuan tersebut berarti makin cepat pelapukannya.
Ø Pelapukan organik yaitu pelapukan yang disebabkan oleh mahkluk hidup, seperti lumut. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambanga.
Ø Gerakan massa batuan (mass wasting)
yaitu perpindahan atau gerakan massa batuan atau tanah yang ada di lereng oleh pengaruh gaya berat atau gravitasi atau kejenuhan massa air. Ada yang menganggap masswasting itu sebagai bagian dari pada erosi dan ada pula yang memisahkannya. Hal ini mudah difahami karena memang sukar untuk dipisahkan secara tegas, karena dalam erosi juga gaya berat batuan itu turut bekerja.
Pada batuan yang mengandung air, gerakan massa batuan itu lebih lancar dari pada batuan yang kering. Perbedaannya ialah bahwa pada masswasting, air hanya berjumlah sedikit dan fungsinya bukan sebagai pengangkut, melalinkan hanya sekedar membantu memperlancar gerakan saja. Sedang dalam erosi diperlukan adanya tenaga pengangkut. Gerakan massa batuan pada dasarnya disebabkan oleh adanya gayaberat/gravitasi atau gaya tarik bumi. Faktor-faktor pengontrol mass wasting antara lain:
a. Kemiringan lereng,
Makin besar sudut kemiringan lereng dari suatu bentuk lahan semakin besar peluang terjadinya Mass Wasting, karena gaya berat semakin berat pula.
3. Relief lokal,
Terutama yang mempunyai kemiringan lereng cukup besar, misal kubah, perbukitan mempunyai peluang yang besar untuk terjadinya Mass Wasting.
4. Ketebalan hancuran batuan(debris) diatas batuan dasar,
Ketebalan hancuran batuan atau Debris diatas batuan dasar makin tebal hancuran batuan yang berada diatas batuan dasar, makin besar pula peluang untuk terjadinya Mass Wasting, karena permukaan yang labil makin besar pula.
5. Orientasi bidang lemah dalam batuan
Pada umumnya Mass wasting akan mengikuti alur bidang lemah dalam batuan, karena orientasi bidang lemah tersebut akan lapuk lebih dahulu kemudian materi yang lapuk akan bergerak.
6. Iklim
Kondisi iklim disuatu daerah akan mempengaruhi cepat atau lambatnya Mass wasting.
3. Satuan Bentuk Lahan Asal Denudasioal
1. Pegunungan Denudasional
Karakteristik umum unit mempunyai topografi bergunung dengan lereng sangat curam (55>140%), perbedaan tinggi antara tempat terendah dan tertinggi (relief) > 500 m.Mempunyai lembah yang dalam, berdinding terjal berbentuk V karena proses yng dominan adalah proses pendalaman lembah (valley deepening).
2. Perbukitan Denudasional
Mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan lereng berkisar antara 15 > 55%, perbedaan tinggi (relief lokal) antara 50 -> 500 m.Terkikis sedang hingga kecil tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup daik alami maupun tata guna lahan. Salah satu contoh adalah pulau Berhala, hamper 72,54 persen pulau tersebut merupakan perbukitan dengan luas 38,19 ha. Perbukitan yang berada di pulau tersebut adalah perbukitan denudasional terkikis sedang yang disebabkan oleh gelombang air laut serta erosi sehingga terbentuk lereng-lereng yang sangat curam.
3. Dataran Nyaris (Peneplain)
Akibat proses denudasional yang bekerja pada pegunungan secara terus menerus, maka permukaan lahan pada daerah tersebut menurun ketinggiannya dan membentuk permukaan yang hamper datar yang disebut dataran nyaris (peneplain). Dataran nyaris dikontrol oleh batuan penyusunan yang mempunyai struktur berlapis (layer). Apabila batuan penyusun tersebut masih dan mempunyai permukaan yang datar akibat erosi, maka disebut permukaan planasi.
4. Perbukitan Sisa Terpisah (inselberg)
Apabila bagian depan (dinding) pegunungan/perbukitan mundur akibat proses denudasi dan lereng kaki bertambah lebar secara terus menerus akan meninggalkan bentuk sisa dengan lereng dinding yang curam. Bukit sisah terpisah atau inselberg tersebut berbatu tanpa penutup lahan (barerock) dan banyak singkapan batuan (outcrop(. Kenampakan ini dapat terjadi pada pegunungan/perbukitan terpisah maupun pada sekelompok pegunungan/perbukitan, dan mempunyai bentuk membulat. Apabila bentuknya relative memanjang dengan dinding curam tersebut monadnock.
5. Kerucut Talus (Talus cones) atau kipas koluvial (coluvial van)
Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (350). Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung pada besarnya cliff dan batuan yang hancur. Fragmen berukuran kecil terendapkan pada bagian atas kerucut (apex) sedangkan fragmen yang kasar meluncur ke bawah dan terendapkan di bagian bawah kerucut talus.
6. Lereng Kaki (Foot slope)
Mempunyai daerah memanjang dan relatif sermpit terletak di suatu pegunungan/perbukitan dengan topografi landai hingga sedikit terkikis. Lereng kaki terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin). Permukaan lereng kaki langsung berada pada batuan induk (bed rok). Dipermukaan lereng kaki terdapat fragmen batuan hasil pelapukan daerah di atasnya yang diangkut oleh tenaga air ke daerah yang lebih rendah.
7. Lahan Rusak (Bad land)
Merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan lereng curam hingga sangat curam dan terkikis sangat kuat sehingga mempunyai bentuk lembah-lembah yang dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-like) dan membulat. Proses erosi parit (gully erosion) sangat aktif sehingga banyak singkapan batuan muncul ke permukaan (rock outcrops).
8. Rombakan Kaki Lereng
Rombakan kaki lereng meurpakan debris batuan yang terkumpul di kaki jurang/tebing lereng.
DAFTAR PUSTAKA
· http://lutfiardiansyahsaputra.wordpress.com/2013/04/03/bentuk-lahan-asal-denudasional/
· https://www.google.com/search?q=lereng+kaki&ie=utf-8&oe=utf
· https://www.google.com/search?q=pegunungan+denudasional&ie
· https://www.google.com/ =1&q=dataran+nyaris&btnG=
· https://www.google.com/search?q=kerusakan+lahan&
· https://www.google.com/search?q=perbukitan+sisa+terpisah
· https://www.google.com/search?q=kerucut+talus
KARTOGRAFI (A.HAKEKAT PETA)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... 1
Daftar isi............................................................................................................................ 2
Pendahuluan...................................................................................................................... 3
A.HakekatPeta................................................................................................................... 3
B.Sifat Dasar Peta.............................................................................................................. 4
C.Fungsi Peta..................................................................................................................... 5
D.Tujuan Pembuatan Peta................................................................................................. 7
E. Kartografi Sebagai Suatu Sistem Komunikasi............................................................ 7
Kesimpulan........................................................................................................................ 12
KATA PENGANTAR
Ada pun ilmu pengatahuan kartografi ini adalah sebagai pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat memperluas pengetahuan tentang bagaimana bentuk,simbol-simbol yang disajikan didalam peta sehingga tidak mendapati kekeliruan didalam membaca peta yang nantinya diharapkan dapat menjadikan peta sebagai sarana yang m,emberikan imformasi tentang permukaan bumi.
Kekurangan tentu saja masih banyak terdapat didalam makalah ini baik dari segi isi maupun didalam penulisan nya kami berharap dengan makalah yang tersusun ini akan menjadikan kita paham apa itu kartografi,apa itu peta,dan tujuan peta.
Ucapan terimakasih kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami diberi kesempatan kesehatan,serta terimakasih kepada dosen pengampu yang memberikan kami kesempatan untuk membahas materi ini mudah-mudah kesemptan yang diberikan kepada kami bermamfaat bagi kami dan bagi kita semua.
Demikia kami sampaikan mudah-mudahan bermamfaat bagi kita,serta kritik,masukan, dan saran yang konstruktif sangat diharapkan oleh penulis demi perbaikan kedepannya.
Assalamualaikum Wr.Wb........
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap manusia mempunyai kesadaran akan keadaan sekitarnya, banyak bukti-bukti bahwa pencitraan dalam angan-angan (mental imaginery) adalah merupakan kegiatan yang normal dari otak manusia. Komponen yang penting dari gambaran dalam angan-angan adalah nyusun objek- objek secara keruangan (spatial arrangement of objects). Objek-objek tersebut harus disusun secara keruangan yang bersifat geografikal (geographycal space) yang ada hubungannya dengan kehidupan. Sudah menjadi naluri manusia menggambarkan angan-angan segala objek yang biasa dilihatnya tersebut disusun berdasarkan aspek keruangan.
Seseorang yang sudah terbiasa hidup disuatu kota tertentu, akan mempunyai gambaran dalam angan-angan yang baik dan kompleks tentang penyebaran keruangan dari objek-objek yang ada dikota itu, misalnya tentang jaringan jalan, dibandingkan dengan gambaran angan-angan dari orang lain yang baru saja bertempat tinggal dikota itu. Citra atau gambaran dalam angan-angan ini adalah merupakan suatu peta dimana benda-benda objek diletak dalam lokasi relatif. Tentu saja peta semacam ini amat unik sifatnya bagi setiap individu dan umumnya disebut peta mental (mental map) .
Apabila seseorang ingin menjelaskan suatu peta mentalnya pada orang lain, dapat diduga bahwa penjelasannya akan membangkitkan kurang lebih gambaran yang sama pada orang yang diberinya penjelasan itu. Tentu saja apabila kondisinya memungkinkan untuk itu. Untuk penjelasannya itu akan lebih mudah jika disertakan gambaran real (sketsa) dari peta mental itu, agar dapat mengambil keuntungan dari metode yang lebih efisien berkomunikasi secara visual, reprensentasi atau penyajian secara gambar real dari ruang geografis itulah yang disebut dengan peta.
A.HAKEKAT PETA
Dalam melakukan pengamatan, manusia memerlukan alat bantu untuk mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan. Beberapa diantara fenomena-fenomena itu ada yang sangat kecil sehingga kita memerlukan alat elektronik dan optik yang kompleks untuk memperbesar objek tersebut agar dapat mengamati dengan jelas komponen-komponennya serta hubungan strukturalnya. Misalnya penggunaan mikroskop untuk mengamati susunan sel-sel tubuh dan sebagainya. Keadaan yang sebaliknya adalah fenomena-fenomena geografikal yang amat luas sehingga harus dikecilkan agar dapat dicakup semua dalam batas pandang.
Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas, sebagaimana atau seluruh permukaan bumi, atau benda-benda angkasa dan menyajikannya dalam suatu bentuk yang mudah diamati, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi.
Seperti halnya bahasa lisan dan tulisan, suatu peta memungkinkan memperluas sudut pandangan kita tentang hubungan keruangan (spatial relation) secara lebih luas yang terdapat pada suatu daerah. Suatu peta yang menggambarkan fenomena geografikal tidak hanya sekedar pengecilan suatu fenomena saja tetapi lebih dari itu. Jika peta itu dibuat dan didesain dengan baik, akan merupakan alat yang baik untuk kepentingan melaporkan (recording), memperagakan (displaying), menganalisis (analizing), dan pemahaman saling hubungan (interelation) dari objek secara keruangan (spatial relationship).
Peta dapat diartikan sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai penampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu (Gunawan : 2003). Pada sebuah peta terdapat berbagai unsur wilayah dipermukaan bumi seperti gunung, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran tinggi dan lainnya yang digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan orang menggunakannya. Ada peta yang menggunakan warna-warna tertentu untuk menggambarkan keadaan alam, seperti hijau untuk dataran rendah, kuning untuk dataran tinggi, biru untuk wilayah perairan, dan sebagainya. Ada pula yang menggunakan simbol, seperti segitiga untuk gunung, lingkaran kecil untuk kota, dan sebagainya. Ilmu yng mempelajari peta disebut kartografi.
Menurut ICA (International Cartographyc assosiation), peta diartikan sebagai suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
Dari batasan menurut ICA tersebut ada 3 kata kunci untuk memahami peta dan yang membedakannya dengan media lain untuk menggambarkan unsur permukaan bumi. Tiga kata kunci tersebut adalah:
a. Dipilih
Unsur-unsur yang terkait dan yang ada dipermukaan bumi sangat banyak dan beragam jumlah. Hal ini tidak mungkin digambarkan dalam satu lembar peta. Apabila hal ini terjadi peta akan menjadi sangat padat isinya hingga dan tidak dapat memberikan informasi mengenai muka bumi secara baik. Jadi tugas peta mengandung pengertian “pilih” (pilihan dapat mengenai objek yang dipilih, unsur yang menonjol, wilayah tertentu dan sebagainya).
b. Bidang datar
Sudah sejak lama kita mengetahui dan percaya bahwa bumi kita bentuknya bulat. Berarti permukaan bumi itu bukan merupakan bidang datar tetapi suatu bidang lengkung (permukaan bola). Kertas yang dipakai untuk menggambarkan permukaan bumi adalah suatu bidang datar. Suatu bidang yang semulanya lengkung (kenyataan muka bumi) dipindahlan menjadi suatu bidang datar (kertas peta) pasti mengalami penyimpangan/terjadi kesalahan. Untuk mengurangi kesalahan diperlukan suatu cara yakni siistem proyeksi peta. Proyeksi mengurang kesalahan atau mempertahankan salah satu kebenaran saja, misalnya untuk mempertahankan unsur luas daerah supaya benar, maka bentuk wilayah itu berubah dari kenyataan.
c. Diperkecil
Unsur muka bumi digambarkan kedalam peta dengan suatu simbol-simbol ini ukurannya dibuat lebih kecil dari kenyataan sebenarnya. Hal inilah yang menimbulkan pengertian adanya skala. Oleh karena itu peta selalu lebih kecil dari kenyataan yang sebenarnya. Tidak pernah dijumpai peta dibuat lebih besar dari kenyataan yang sebenarnya. Peta dengan skala sama dengan kenyataan saja tidak pernah ada.
Pembuatan peta dimulai dari pencarian, analisis, dan proses data. Beberapa sumber informasi yang sering digunakan untuk pembuatan peta:
1. Hasil pengukuran langsung kelapangan
2. Hasil interpretasi foto udara
3. Hasil interpretasi foto satelit (citra foto)
4. Buku-buku ilmiah atau laporan-laporan ilmiah yang memuat data tentang permukaan bumi.
Dari keempat hal tersebut diatas dapat dibedakan antara peta dengan gambaran muka bumi dalam bentuk lain misalnya foto udara ataupun citra penginderaan jauh lainnya. Foto udara adalah gambaran permukaan bumi hasil pemotretan dengan kamera dari pesawat udara sedangkan citra penginderaan jauh seperti: spot, landasan, nasda, ataupun citra radar adalah hasil rekaman permukaan bumi dari tempat ketinggian yang jauh dengan peralatan tertentu. Foto udara atau citra penginderaan jauh ini pada umumnya tidak ada unsur pilihan. Semua unsur permukaan bumi yang tampak tergambarkan secara keseluruhan.
Dewasa ini ada istilah yang disebut peta digital (digital map) yaitu peta yang beruoa gambaran hasil bantuan komputer, dimana informasi keruangan yang yang dikandungnya berupa data digital dan disimpan dalam satu pita magnetis (piringan) atau dengan bantuan layar monitor dan komputer dapat ditayangkan petanya.
Walaupun pada dewasa ini,ada bermacam-macam cara membuat peta yang berbeda-beda tujuan dan metodenya,namun suatu hal yang perlu disadari bahwa peta-peta tersebut mempunyai tujuan dasar pelayanan sama yaitu sebagai suatu interpretasio terhadap lingkungan geograpikal(geographical millieu).
B. Sifat Dasar Peta
Semua peta menyangkut dua elemen dasar dari realita yaitu lokasi atribut-atribut di lokasi.lokasi (L) adalah posisi pada suatu ruang dua dimensi,misalnya tempat yang ditentukan dengan koordinat X, Y. Atribut (A) dilokasi merupakan kualitas atau besaran seperti bahasa atau temperatur. Dari dua elemen dasar ini dapat dibentuk beberapa hubungan,misalnya :
L1 – L2 : hubungan antara lokasi yang tidak mempunyai atribiut,misalnya jarak atau “bearing” antara titik awal dan titik tujuan yang diperlukan untuk navigasi
L1 (A1, A2, A3) : hubungan antar beberapa atribut pada suatu lokasi seperti temperatur, curah hujan , dan jenis tanah (curah hujan dari suatu tempat ketempat lain).
L1 (A1, A2) – L2 (A1, A2) : hubungan antara lokasi dengan kombinasi atribut dari distribusi yang diberikan. Misalnya hubungan antara pendapatan perkapita dengan pendidikan pada dua daerah yang berbeda.
Peta merupakan sumber dari data (informasi) yang diharapkan mendekati keadaan sesungguhnya. Data pada peta mengalami penyederhanaan dan klasifikasi tergantung dari penggunaan/tujuan peta.
C. Fungsi Peta
Cepatnya pertumbuhan penduduk di permukaan bumi dan berkembangnya kehidupan modern yang serba kompleks, timbul tekanan dan pergulatan untuk mendapatkan sumber-tentang lingkungan fiskal dan sosial, sejak dari masalah kependudukan sampai kemasalah polusi dan dari prerdiksi bahan makanan sampai ke sumber-sumber energi.
Pakar geografi pada umumnya demikian pula perencana, sejarawan, ekonomiwan, pakar pertanian, pakar geologi dan pakar-pakar lain yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu dasar dan ketekhnikan, telah menyadari bahwa suatu peta merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan dan diperlukan.
Fungsi peta yang paling penting adalah menempatkan sesuatu fenomena geografis kedalam pandangan mata. Peta memiliki variasi ukuran, dari ukuran yang kecil sebesar perangko sampai peta-peta besar yang digantung di dinding, baik yang digunakan oleh umum orang sipil maupun milliter. Semua peta mempunyai fungsi yang sifatnya umum yaitu menambah pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi sipengguna peta.
Melalui peta dapat diperoleh gambaran umum suatu tempat, karena peta memiliki fungsi untuk memberikan imformasi. Fungsi peta adalah sebagai berikut :
a) Menunjukkan lokasi suatu tempat atau ketampakan alam dipermukaan bumi, misalnya ibukota negara, benua, gunung, laut dan sebagainya.
b) Memberikan gambaran mrngenai luas dan bentuk kenampakan dipermukaan bumi, misalnya luas areal hutan, persawahan, dan bentuk benua
c) Menunjukkan ketinggisn tempat, misalnya ketinggian kota bandung adalah 700 meter diatas permukaan laut, dan ketinggian gunung tangkuban perahu adalah 2076 meter diatas permukaan laut
d) Menetukan arah dan jarak berbagai tempat, misalnya Jakarta terletak disebelah barat laut Bandung dengan jarak kurang lebih 180 km
e) Menyajikan persebaran gejala sosial yang ada dipermukaan bumi, misalnya persebaran industri tekstil di Jawa Tengah dan persebaran pemukiman di Kota Medan
f) Untuk perencanaan wilayah, yaitu memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter suatu wilayah, sebagai suatu alat menganalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan, sebagai alat untuk menjelaskan penemuan peneletian, dan sebagai alat untuk menjelaskan rencana yang diajukan,
g) Untuk kegiatan penelitian, sebagai alat bantu untuk melakukan survei, menemukan data, dan laporan penelitian.
Beberapa contoh fungsi peta, adalah:
1. Fungsi Peta Untuk Perencanaan Regional
a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari suatu daerah.
b. Sebagai suatu alat untuk menganalisa unutuk mendapatkan suatu kesimpulan.
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan.
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
2. Fungsi Peta Dalam Kegiatan Penelitian
Dalam suatu kegiatan penelitian, peta berfungsi sebagai :
a. Alat bantu sebelum melakukan survei untuk mendapatkan gambaran tentang daerah yang akan diteliti.
b. Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data yang ditemukan dilapangan
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian
Suatu peta berskala besar yang menggambarkan detail suatu daerah sempit, dapat mencerminkan bentuk lahan, aliran, vegetasi, pola pemukiman, jalan-jalan, keadaan geologi, dan banyak detail-detail lainnya, yang kesemuanya ini memungkinkan untuk melihat saling hubungannya, yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan secara ilmiah.
Studi suatu lingkungan yang kompleks memerlukan peta untuk mempelajarinya. Pembangunan suatu jaringan jalan. Suatu sistem pengontrol banjir, hampir setiap pekerjaan-pekerjaan konstruksi memerlukan pemetaan sebelumnya.
Peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang luas, dapat menunjukkan daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan lahan (land use), penyebaran penduduk, iklim, dan sebagainya. Kesemuanya itu penting untuk memahami masalah-masalah dan potensi suatu daerah.
Peta yang menunjukkan seluruh imformasi diseluruh muka bumi menunjukkan generalisasi dan hubungan timbal balik dari pola permukaan bumi secara luas, dan dapat memperkirakan asal kejadian dimasa lalu, masa sekarang masa yang akan datang.
D.Tujuan Pembuatan Peta
Tujuan pembuatan peta adalah :
a. Untuk komunikasi informasi ruang
b. Unutuk menyimpan informasi
Peta disebut juga sebagai salah satu alat untuk menyimpan informasi. Informasi yang dimaksud adalah informasi berupa data permukaan bumi yang tersaji dipeta.
c. Digunakan untuk membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, perencanaan dan lain-lain
a. Digunakan untuk membantu dalam suatu desain, misalnya desain jalan, bangunan, dan sebagainya.
d. Untuk menganalisis data spasial, misalnya: perhitungan volume dan sebagainya.
E. Kartografi Sebagai Suatu Sistem Komunikasi
Dalam kehidupan harian, manusia harus berkomunikasi dan bermasyarakat. Boleh dikatakan seseorang itu tidak dapat tinggal bersendirian tanpa berhubung antara satu dengan yang lain. Komunikasi wujud di dalam beberapa hal. Seperti dalam kehidupan harian banyak contoh contoh komunikasi yang boleh membantu kita memahami proses, definasi danjenis komunikasi. Contoh alat pandang dengar iaitu radio dan televisyen adalah merupakan salah satu cara komunikasi, jika mahu dihuraikan banyak lagi conloh-contoh komunikasi yang boleh dipaparkan. Tetapi apa yang penting disini kita ingin menghuraikan salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi dalam pemetaan Adalah agak sukar untuk memberikan definasi dalam bagi peta kerana terdapat berbagai jenis dan kegunaannya. Bagaimanapun definasi ini boleh diberikan dengan menganggap semua peta mempunyai perkara-perkara berikut:
- peta mengandungi maklumat - maklumat ini dipersembahkan dalam bentuk grafik seperti dalam bentuk imej lukisan, rajah atau persembahan gambar seeara semula jadi. - seeara amnya, tujuan peta adalah untuk memberi maklumat kepada pengguna pera.
Dengan lain perkataan, semua peta mempunyai sebilangan maklumat yang dipersembahkan secara grafIk dan sebagainya yang membolehkan pengguna peta menghargai makiumat tersebut.
Tujuan utama peta dalam erti kata yang meluas ialah sebagai ejen komunikasi kepada pengguna peta. Pembuat peta, ahIi kartografI, membekal dan menyebarkan makiumat spatial kepada pengguna peta. Komunikasi jenis ini kita kenali sebagai komunikasi dalam kartografI. Komunikasi dalam kartografI banyak menggunakan simbol-simbol titik, garisan dan keluasan berserta dengan angka, huruf, warna, ton, corak dan lain-lain lagi. Simbol-simbol ini direka dan dimunipilasikan dengan berbagai cara mengikut keadaan ubahan pandang (visual variables) dan di anggapkan sebagai satu bahasa atau isyarat dalam berkomunikasi.
Adalah menjadi tanggong jawab ahli kartografi untuk menjalankan tugasnya dengan sempuma agar satu bentuk komunikasi yang optima melalui peta dapat direka dan disebarkan kepada penguna peta. Apabiia penguna peta memahami apa yang hendak di sampaikan maka komunikasi kartografI itu berjaya.
Agar dapat menyebarkan dan melaporkan suatu imformasi yang berguna, manusia telah mengembangkan beberapa metode dan keterampilan tertentu untuk dapat melakukannya. Beberapa metode komunikasi adalah bahasa tulis (literacy), bahasa lisan (articulacy), penggunaan angka (numeracy), penggunaan gambar (graphicacy), komunikasi matematis (Numeracy).
Graphicacy terdiri dari berbagai teknik mulai dari penggunaan fotografi, sampai ke peta, grafik dan diagram. Semua cara grafis tersebut mempunyai satu hal yang umum yang membedakan dengan metode lain yaitu penggunaan bentuk dua dimensi untuk menyampaikan dan menyajikan konsep-konsep dan ide-ide. Hubungan keruangan dapat saja disajikan dalam bentuk kata-kata atau angka-angka, tetapi hal itu kurang efisien, seperti pernah disebutkan oleh suatu ungkapan : “suatu gambar dapat berarti seribu kata-kata” ( a picture is worth a thousand words).
Peta menggunakan simbol-simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal atau dengan suatu cara yang sistematis, dan hal ini memerlukan kecakapan untuk membuatnya dan membacanya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam cara grafis, dan untuk efisiensinya harus dipelajari dengan baik atribut-atribut atau elemen-elemen dasarnya, seperti juga pada cara-cara komunikasi yang lain.
Suatu sistem komunikasi, dengan cara apapun mempunyai hal yang sama, yaitu secara umum, komunikasi mempunyai jaringan yang sederhana terdiri dari :
- Sumber (source of information )
- Saluran yang memerlukan infomasi tersebut (channnel)
- Orang yang menerima informasi itu (receipient)
Pada hakekatnya sistem dasar dari komunikasi itu dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Signal
Source |
Encorder |
Channel |
Receipient |
Decorder |
Noise
Dalam bahasa lisan, gambar diatas diartikan sebagai :
Source : orang yang berbicara
Encorder : suara yang diucapkan (voice mechabism )
Channel : gelombang suara yang bergema diudara/signal (sound waves )
Decorder : kemampuan telinga dan otak sipenerima untuk dapat menangkap arti suara itu.
Recepient : sipendengar atau orang yang diajak berbicara
Noise : elemen yang tidak dinginkan yang dapat mengganggu proses suatu komunikasi misalnya seperti suara gaduh atau suara yang tidak jelas dan sebagainya.
Pada sistem konukasi kartografis, adalah sebagai berikut:
Source : dunia nyata (real world)
Encoder : simbolisasi yang digunakan untuk mewakili kenampakan dibumi pada peta
Signal : peta sendiri yang dibentuk gambar
Decoder : mekanisme mata-otak dari sipenerima, serelah membaca arti dari simbol-simbol dalam peta tersebut.
Recepient : pembaca peta
Noise : kekeliruan dalam penciptaan simbol-simbol, penerangan yang jelek, kurang terampil dalam membaca peta dan sebagainya.
Sistem komunikasi kartografi dapat digambarkan sebagai berikut :
Map |
Recipient |
Cartographers Conceptin |
Real word
Diagaram Sistem Komunikasi Kartografi
Sitem komunikasi kartografis dinbanding dengan sistem lainnya,namun karakteristik dasar dari sistem-sistem komunikasi itu adalah semua sama yaitu menyampaikan ide pada orang lain melalui media tertentu
Peta mengandung arti komunikasi.artinya merupakan suatu signal atau saluran/chanel antara sipengirim pesan (sipembuat peta ) dan sipenerima pesan ( pemakai peta ). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan; bebrupa imfor masi tentang realita.kadang kadang sipengirim pesan menemui kesukaran dalam menyampaikan pesan nya agar dapat dimengerti oleh sipenerima pesan.pada keadaan ini sering kali gambarlah yang dapat dipakai sebagai sarana dalam menyampaikan pesan tersebut kepada sipenerima pesan.
Agar pesan ( gambar ) itu dapat dimengerti,maka harus ada bahasa yang sama antara sipengirim dsan sipenerima.disinilah peranan seorang karotgrapher,dimana dia harus bisa memahami apa yang hendak disampaikan terdsebut dan diterjemahkan kedalam bahasa simpbol agar sipenerima dapat mengerti.
Dalam pemakaian bahasa simbol seorang kartografer harus memahami betul masalah nya,bukan hanya dari bentuk simbol itu saja,tetapi arti serta desain simbol tersbut, atau sengan kata lain penyajian secara keseluruhan dari peta itu sendiri. Hal ini penting agar peta mudah dibaca, mudah dimengerti,mudah di tafsirkan,mudah dianalisa,sehingga memberi mamfaat semaksimal mungkin susuai maksud dan tujuannya.dengan demikian jelas bahea tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisa data dari hasil ukuran berbagai pola unsur permukaan bumi dan menyatakan unsur-unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu sehigga unsur-unsur tersebut dapat terlihat dengan jelas, mudah dimengerti dan dipahami.berikut ini disajikan gambar tentang peta sebagai media komunikasi :
Koleksi Data
Seleksi Klasifikasi
Pembuatan peta |
Penyerdehanaan Simbolisasi
Kefektifan Peta |
Pemakai Peta |
Membaca Analisa
Interpretasi
Proses pembuatan dan pemamfaatan peta
KESIMPULAN
v Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas, sebagaimana atau seluruh permukaan bumi, atau benda-benda angkasa dan menyajikannya dalam suatu bentuk yang mudah diamati, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi.
v Pada sebuah peta terdapat berbagai unsur wilayah dipermukaan bumi seperti gunung, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran tinggi dan lainnya yang digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan orang menggunakannya.
v Tujuan pembuatan peta adalah Untuk komunikasi informasi ruang, Untuk menyimpan informasi, menganalisis data spasial, untuk konstruksi jalan, navigasi, perencanaan dan lain-lain
v Unsur-unsur yang terkait dan yang ada dipermukaan bumi sangat banyak dan beragam jumlah. Hal ini tidak mungkin digambarkan dalam satu lembar peta, sehingga kartografi sangat penting dalam membuat gambaran bumi dalam suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala.
v Agar dapat menyebarkan dan melaporkan suatu imformasi yang berguna, manusia telah mengembangkan beberapa metode dan keterampilan tertentu untuk dapat melakukannya.
v Semua peta menyangkut dua elemen dasar dari realita yaitu lokasi atribut-atribut di lokasi.lokasi (L) adalah posisi pada suatu ruang dua dimensi,misalnya tempat yang ditentukan dengan koordinat X, Y. Atribut (A) dilokasi merupakan kualitas atau besaran seperti bahasa atau temperatur.